Senin, 14 Maret 2016

TAFSIR AYAT PRODUKSI DAN INDUSTRI (AN-NAZIAT 30-33)



Nama              : Nunung Nur’aeni
NIM                : 1414231089
Perbankan Syariah 3 Semester IV
Tafsir Ayat Ekonomi


PRODUKSI DAN INDUSTRI

Tema  : Keuntungan
Kitab Tafsir Al-Azhar
Kitab Tafsir Bintusy Syathi’
QS. An-Naziat ayat 30-33
وَاْلأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَآ {30} أَخْرَجَ مِنْهَا مَآءَهَا وَمَرْعَاهَا {31}
 وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا {32} مَتَاعًا لَّكُمْ وَلأَنْعَامِكُمْ {33

Terjemah       :
Dan bumi itupun sesudah itu , Dia datarkan (pula) dianya ( ayat 30) dikeluarkannya daripadanya airnya dan rumput-rumputnya (ayat 31) dan gunung-gunungpun Dia pancangkan dianya (ayat 32) Bekalan bagi kamu dan bagi ternak-ternakmu (ayat 33). (QS.An-Naziat : 30-33)

Tafsir              :
Dan bumi itupun sesudah itu , Dia datarkan (pula) dianya ( ayat 30) artinya Langit yang lebih sulit penciptaannya tanpa dapat dibantah lagi telah dibangun oleh-Nya. Bangunan itu mengesankan adanyakekuatan dan kekokohan. Demikian pula langit, ia kokoh dan teguh, bintang gemintangnya tidak acak-acakan dan amburadul. Mereka tidak pernah keluar dari garis edarnya, tidak berguguran, dan tidak berantakan. Maka, langit ini adalah bangunan yang kuat, mantap, kokoh, dan saling menguatkan di antara bagian-bagiannya. dan kekuatan. Berurutannya dua keadaan yang berupa gelap dan terang pada waktu malam dan waktu siang merupakan suatu hakikat yang dapat dilihat oleh setiap orang dan mengesankan setiap hati. Namun, kadang-kadang manusia melupakannya karena lamanya kebiasaan ini dan seringnya berulang-ulang.
sesudah Allah Ta’ala mengatur langit dengan ruang angkasanya, dengan cakrawalanya, maka Allah pun mulailah mendatarkan bumi. Mendatarkan bumi artinya bukan semata-mata datar, melainkan datar buat dapat didiami oleh manusia. Dengan memahamkan ayat ini dapatlah kita menyimpulkan bahwa Allah menciptakan terlebih dahulu keseluruhan alam dan kemudian dari itu baru menyediakan tempat bagi manusia dalam bumi agar layak dilewati di atasnya dan pembentukan tanahnya layak untuk ditumbuhi tumbuh-tumbuhan . Jelas bahwa manusia diciptakan dan didijadikan khalifah dimuka bumi ini setelah sekian lama alam semesta tercipta dengan disediakannya syarat-syarat bagi manusia untuk dapat hidup dibumi itu.
Terdapat  beberapa ayat yang lain yang menjelaskan perihal diatas yaitu terdapat pada surat An-Naba ayat 6 :
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا 
Bukankah kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan” (QS.An-Naba:6)
“Bumi terbentang” – suatu ungkapan yang Maha Indah dari Allah sendiri. Boleh juga disebut bumi terhampar, laksana menghamparkan permadani, yang kamu Insan diberi tempat yang luas buat hidup di atas bumi yang dibentangkan itu. Untuk siapa bumi itu, kalau bukan untuk kamu? Dan segala yang ada di dalamnya pun boleh kamu ambil faedahnya. Maka dalam kata-kata mihaada, yang kita artikan terbentang itu terasalah satu penyelenggaraan dan satu persilahan: ambilah faedahnya.
Dikeluarkannya daripadanya airnya dan rumput-rumputnya (pangkal ayat 31) setelah melalui masa yang Allah saja yang tau berapa, barulah bumi itu dapat mengeluarkan air yang teratur dan dengan keluarnya air , keluarlah pula tumbuh-tumbuhan. Allah mengeluarkan air darinya, baik yang memancar dari sumber-sumber maupun yang turun dari langit yang pada dasarnya juga berasal dari bumi yang menguap kemudian turun kembali dalam bentuk hujan.
Sebab itu diujung ayat ditegaskan.  dan rumput-rumputnya (ujung ayat 31) dengan adanya rumput-rumput yang tumbuh teratur karena teraturnya pula air, nyatalah bahwa kehidupan dibumi telah ada.
Dalam tafsir surat Ha Mim Sajdah telah diterangkan bahwa bumi diciptakan sebelum penciptaan langit, tetapi bumi dihamparkan sesudah langit diciptakan, dengan kata lain Allah Swt. baru mengeluarkan semua yang terkandung didalam bumi dengan kekuasaan-Nya ke dalam wujud (setelah langit diciptakan). Demikian makna ucapan Ibnu Abbas dan yang lainnya yang bukan hanya seorang, kemudian dipilih oleh Ibnu Jarir.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah memceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah Ibnu Ja’far Ar-Ruqqi. Telah menceritakan telah menceritakan kepada Ubaidillah (yakni Ibu Umar), dari Zaid Ibnu Abu Anisah, dari An-Minhal ibnu amr dari Sa’id Ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna dahhaha, bahwa makna yang dimaksud ialah mengeluarkan mata airnya dan tetumbuhannya serta membelah jalan-jalan sungai-sungainya dan menjadikan padanya gunung-gunung, padang pasir, jalan-jalan dan dataran-dataran tingginya. Yang demikian itulah yang dimaksud oleh firman Nya dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (An-Naziat:30)
Terdapat  beberapa ayat yang lain yang menjelaskan perihal diatas yaitu terdapat pada surat An-Naba ayat 14 dan ayat 15 :
 وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا (14) لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا (15)


“Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah (ayat 14), supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan (ayat 15) (QS.An-Naba:14 dan 15)
“Dan telah kami turunkan dari awan air yang bercucuran.” (ayat 14). Itulah hujan yang selalu menyirami bumi, air bercucuran ialah hujan yang lebat, yang selalu membagi-bagikan air itu untuk hidup segala yang bernyawa.
Di dalam Surat 21, Al-Anbiya’ ayat 30 sudah diterangkan pula bahwa segala yang hidup di atas bumi ini, baik manusia atau binatang, atau tumbuh-tumbuhan sekalipun sangat bergantung kepada air. Hujanlah cara pembagian air yang paling merata dari Allah, buat mengisi sumur yang hampir kering, buat meneruskan aliran sungai-sungai dan mengalir terus ke laut, dan dari laut itu air tadi menguap ke udara buat menjadi awan atau mega, berkumpul untuk kembali menjadi hujan, dan turun kembali. Demikianlah terus-menerus.
“Karena akan Kami keluarkan dengan dia.” (pangkal ayat 15). Yaitu dengan sebab bercucurannya air hujan tersebut keluarlah: “Biji-biji dan tumbuh-tumbuhan.” (ujung ayat 15). Banyaklah macamnya tumbuhan yang berasal dari bijinya. Seperti lada, mentimun, kacang dalam segala jenisnya, jagung dan padi dan sebagainya. Semuanya itu dari biji atau benih. Sebelum disinggung air dia kelihatan tidak berarti apa-apa. Tetapi setelah dia kena air, timbullah dua helai daun yang tadinya tersimpul menjadi biji itu. Lain pula halnya dengan berbagai tumbuh-tumbuhan yang lain, yang akan hidup kembali setelah kena air ialah uratnya yang telah kering tadi. Air menjadikan dia basah, dan basah menghasilkan hidup pada dirinya buat menghisap air lagi yang tersimpan di dalam bumi.
Dan gunung-gunung pun Dia pancangkan dianya (ayat 32) faedah gunung ialah menjadi pancang, menjadi penegun, dari bumi. Dipancangkannya gunung-gunung menjadikan mantapnya lapisan atas bumi. Dengan adanya gunung-gunung ini pula maka panas bumi mencapai tingkat sedang sehingga layak bagi kehidupan dan teraturlah bumi menerima turunnya air hujan, ada yang menyelinap kedalam bumi menjadi persediaan air beratus-ribu tahun, dan ada yang mengalir di kulit luar bumi menjadi sungai. Dan sungai adalah salah satu pangkal kebudayaan insani. Ditepi sungai yang besar –besar didunia ini manusia mendirikan negara. Dan diapun menuju ke laut lepas.
 Sebagaimana telah kita ketahui pada beberapa ayat yang lain yang terdapat pada surat An-Naba ayat 7 yaitu :

وَالْجِبَالَ أَوْتَاهَا
“Dan gunung-gunung sebagai pasak”
Dan terdapat juga pada surat  Al Hijr ayat 19 yaitu :
 وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.(QS.Al-Hijr : 19)
Pada pemancangan gunung-gunung terkandung petunjuk asal yang jelas atas ketetapan dan kekukuhan ini yaitu penyifatan gunung-gunung di dalam Al-Quran Al-Karim dengan kemantapan, kekukuhan dan menjulang berlaku di dalam kehidupan dunia. Apabila yang demikian berlalu atau berjalan atau tercabut atau tergoncang, maka itu merupakan salah satu dari tanda-tanda kebangkitan. Terkandung pula didalamnya peralihan yang kuat kepada kekuasaan Allah yang telah memancangkannya, sebagaimana pula fenomena “ketingggian” tidak tampak pada langit, kerataan, kelapangan, seperti tampak pada bumi. Disini Al-Quran beralih kepada pertimbangan lain dalam membangun langit, meninggikan bangunannya, dalam penghamparan dan pengeluaran air dari bumi, rerumputan dan pemancangan gunung-gunung.disamping yang demikian merupakan tanda-tanda kemampuan dan keuatan Allah Swt. Ia pun menjadi saksi bahwa membangun, meninggikan, menghamparkan, dan memancanfkan itu tidaklah sulit.   
Imam Ahmad mengatakan telah menceritakan kepada kami Yazid Ibu Harun, telah menceritakan kepada kami Al-Awam Ibnu Hausyab dari sulaiman ibnu Abu Sulaiman. Dari Anas Ibnu Malik. Dari nabi Saw. Yang telah bersabda, ketika Allah menciptakan bumi, maka bumi berguncang, lalu Allah menciptakan gunun g-gunung itu, lalu berkata, “wahai Tuhan kami, apakah ada sesuatu dari makhlukmu yang lebih kuat dari pada gunung-gunung ini?” Allah Swt. menjawab, ya ada yaitu besi. Para malaikat bertanya “wahai Tuhan kami, apakah ada sesuatu dari makhluk-Mu yang lebih kuat daripada besi?” Allah menjawab “ya, api” para malaikat bertanya “wahai tuhan kami, apakah ada sesuatu dari makhuk-Mu yang lebih kuat dari api?” Allah menjawab “ya, angin” para malaikat bertanya “apakah ada sesuatu yang lebih kuat daripada angin diantara makhluk-Mu, wahai Tuhan kami?” Allah menjawab “ya, anak adam yang bersedekah dengan tangan kanannya, lalu ia menyembunyikan dari tangan kirinya.”
Abu Jafar Ibnu Jarir, mengatakan telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Ata dari Abu Abdu Rahman As-Sulami, dari Ali yang mengatakan bahwa “ketika Allah menciptakan bumi, maka bumi berguncang dan berkata, “engkau akan menciptakan Adam dan keturunannya diatas permukaanku;  mereka akan melemparkan kepadaku kekotorannya dan menyegerakan aku dalam melakukan perbuatan-perbuatan dosa”. Maka Allah memantapkannya dengan gunung-gunung; maka diantaranya ada yang dapat kamu lihat, dan diantaranya lagi ada gunung-gunung yang tidak dapat kamu lihat dan diantaranya lagi ada gunung-gunung yang tidak dapat kamu lihat, dan permulaan tenangnya bumi adalah seperti daging unta yang telah disembelih, maka dagingnya kelihatan bergetar, kemudian diam. Tetapi asar ini garib sekali.
Bekalan bagikamu dan bagi ternak-ternakmu (ayat 33) adanya air mengalir dan rumput-rumputan, ditambah dengan jaminan adanya gunung-gunung, tumbuhlah bahan makanan yang di perlukan sebagai bekal hidup  bagi manusia yang dimakan oleh manusia dan binatang-binatang ternak untuk menjadi unsur penghidupan manusia secara langsung ataupun tidak langsung. Rumput sebagai makanan untuk binatang ternak, sayurnya dan buah-buahannya sebagai makanan untuk manusia yang memelihara binatang itu. Pendeknya asal yang bernyawa, disediakanlah makanan dari bumi yang hidupnya bergantung kepada air. penghamparan bumi, mata air-mata air yang dikeluarkan, semua sumber dayanya dikeluarkan darinya, sungai-sungainya dialirkan, tanam-tanaman dan pepohonannya ditumbuhkan dan dikukuhkan dengan gunung-gunung agar bumi menjadi teguh dan tetap, tidak mengguncangkan makhluk yang ada diatasnya; semuanya itu sebagai kesenangan bagi manusia dan semua keperluan mereka dari hewan ternak yang mereka makan dagingnya dan mereka jadikan sebagai kendaraan selama diperlukan oleh mereka didunia ini sampai masa yang tertentu.
Sebagaimana telah kita ketahui pada beberapa ayat yang lain di jelaskan tentang maslahat penciptaan hewan ternak bagi manusia yaitu pada surat An-Nahl ayat 5:
وَٱلۡأَنۡعَٰمَ خَلَقَهَاۖ لَكُمۡ فِيهَا دِفۡءٞ وَمَنَافِعُ وَمِنۡهَا تَأۡكُلُونَ
Dan hewan ternak (yaitu unta, sapi, dan kambing) telah diciptakan-Nya untuk kamu (untuk manfaat dan maslahat kamu, di antaranya kamu memperoleh kehangatan dari bulunya, dan memperoleh manfaat lainnya), padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat (bisa diternakkan, diambil susunya, dan ditunggangi), dan sebagiannya kamu makan. (QS.An-Nahl : 5)
Semua ini terjadi setelah dibangunnya langit, dijadikannya malam gelap gulita, dan dijadikannya siang terang benderang. Teori astronomi (ilmu falak) modern sangat berdekatan dengan apa yang ditunjuki oleh nash Al-Qur’an ini ketika teori itu (The Big Bang) menetapkan bahwa bumi telah melewati masa beratus-ratus juta tahun, sedang ia terus melakukan peredarannya. Siang dan malam silih berganti sebelum dihamparkannya burni itu dan sebelum ia dapat ditumbuhi. Juga sebelum dimantapkannya kulitnya sebagaimana adanya sekarang di mana ada bagian yang tinggi dan ada bagian-bagian yang datar. Al-Qur’an menyatakan bahwa semua ini adalah, “Untuk kesenanganmu dan binatang-binatang ternakmu.” (an-Naa.zi’aat: 33)

Maka, diingatkannya manusia terhadap keagungan rencana Allah untuk mereka dari satu segi, sebagaimana diisyaratkan tentang keagungan ketentuan Allah terhadap kekuasaan-Nya Karena, bangunan langit seperti ini dan dihamparkannya bumi sedemikian rupa bukanlah suatu hal yang terjadi secara tak sengaja dan kebetulan belaka. Tetapi, sudah tentu dengan perhitungan dan ukuran yang cocok untuk makhluk yang akan mengelola bumi ini. Juga sesuai dengan yang dibutuhkan bagi eksistensi, pertumbuhan, dan perkembangannya. Hal ini sesuai dengan sistem alam, dan sistem tata surya secara khusus, serta sistem bumi secara lebih khususAl-Qur’an dengan metodenya di dalam memberikan isyarat global yang mengandung pokok hakikat ini, di sini menyebutkan kesesuaian-kesesuaian bangunan langit, gelap gulitanya malam, terang benderangnya siang, dihamparkannya bumi, dikeluarkannya airnya, diturnbuhkannya tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, Al-Qur’an mengembalikan kebaruannya dengan mengarahkan perasaan kepadanya. Karena, pada hakikatnya ia senantiasa baru, mengalami kebaruan setiap hari, dan terasa baru pula kesannya dalam kejadiannya Adapun undang-undang yang ada di belakangnya sangat halus dan agung yang menyebabkan rasa takut dan decak kagum orang yang mengerti dan mengenalnya. Maka, hakikat ini menjadikan hati merasa takut dan berdecak kagum setiap kali ilmunya bertambah dan pengetahuannya berkembang.
Hubungan tafsir tersebut dengan ekonomi adalah Allah telah  menciptakan alam semesta beserta isinya, mendatarkan bumi dengan sistem alam dan sistem tata surya yang sedemikian rupa sehingga layak dijadikan tempat kehidupan manusia, binatang-binatang, tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya sebelum Allah menciptakannya dan menjadikannya (manusia) khalifah dimuka bumi. Allah telah mendatarkan bumi,  dikeluarkannya air sebagai sumber penghidupan, sehingga tumbuhlah rumput-rumput beserta tanaman lainnya kemudian dijadikan sebagai bahan makanan untuk manusia, binatang-binatang dan makhluk hidup lainnya.  Dengan semua anugrah yang telah Allah ciptakan untuk makhluk hidup dimuka bumi terutama bagi manusia, semua itu merupakan keuntungan. Dengan adanya air, maka tumbuhan-tumbuhan menjadi tumbuh dan menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup lainnya. manusia sebagai makhluk hidup yang berakal menjadikan semua anugrah itu menjadi ladang produksi dan industri. Produksi adalah kegiatan menambah faedah (kegunaan) suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi adalah sebuah proses yang terlahir di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip dalam kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam. Maka untuk menyatukan manusia dan ala mini, Allah telah menetapkan bahwa manusia berperan sebagai khalifah. Bumi adalah lapangan dan medan, sedang manusia adalah pengelola segala apa yang diungkapkan oleh para ekonom tentang modal dan sistem yang tidak akan keluar dari unsur kerja dan upaya manusia. sebagai manusia (pelaku ekonomi) kita harus bisa mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada. Alam semesta dan isinya merupakan sumber penghidupan utama bagi manusia untuk jangka waktu yang panjang. SDA alam yang melimpah yang telah Allah sediakan di muka bumi dapat di kelola oleh manusia menjadi berbagai komoditi yang mempunyai nilai guna bagi masyarakat untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Jadi semua yang dibutuhkan manusia untuk kelangsungan hidupnya sudah tersedia di alam semesta ini. Tetapi yang menjadikannya bermanfaat dan menghasilkan keuntungan adalah bagaimana manusia dapat mengolahnya dengan baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar