Senin, 14 Maret 2016

tafsir ayat persediaan (al-hasyr: 18)



Nama                           : Siti Kopsah (141423117)
Tema                           : Persediaan Untuk Hari Esok
Surat dan ayat             : Al-Hasyr ayat 18


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-surat-al-hasyr-ayat-18-24.html#sthash.ZVG0T6a6.dpuf



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah merenungkan Setiap diri, apalah yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah itu Maha mengetahui apa juapun yang kamu kerjakan”
1.      Penafsiran surat Al-Hasyr ayat 18 menurut Tafsir Al-Azhar karangan Prof Dr. Hamka.
Tafsirannya sebagai berikut :
Setelah demikian banyak diceritakan tentang jalan salah yang ditempuh oleh kaum munafiq dan penghianatan hendak membunuh Nabi sampai mereka diusir, yang dilakukan Yahudi Bani Nadhiir, maka sudahlah patut hal itu semua jadi cermin perbandingan bagi orang yang beriman. Diujung ayat yang pertamapun sudah dianjurkan kepada orang yang berpikiran mendalam suatu mengambil perbandingan atau I’tibaar dari kejadian Bani Nadhiir ini, bahwa siapapun yang menghianti janjinya dan memilih jalan yang salah dalam hidup, pastilah dia akan menderita akibat yang buruk.
Selain dari itu banyaklah perbandingan yang dapat diambil dari kisah ini. Sebab itu sudah sepantasnyalah jika pada akhirnya Allah menyampaikan peringatannya dengan perantaran Rasul-Nya kepada orang-orang yang telah mengaku percaya kepada Allah. Ayat ke 18 ini mulailah peringatan itu :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah” (Pangkal ayat 18). Iman ialah kepercayaan. Taqwa ialah pemeliharaan hubungan dengan Tuhan. Oleh sebab itu semata-mata Iman atau percaya saja belumlah cukup, sebelum dilengkapi dengan mempercepat hubungan dengan tuhan. Keikhlasan batin kepada Ilahiy tawakal berserah diri, ridha menerima ketentuan-Nya, syukur menerima nikmat-Nya, sabar menerima percobaan-Nya, semua itu didapat karena adanya taqwa. Memperteguh ibadat kepada Allah sebagai sembahyang, puasa, zakat, dan sebagainnya, semuannya itu adalah menyuburkan taqwa. Terutama lagi selain dari mengingat Allah, hendaklah ingat pula bahwa hidup ini hahnya semata-mata singgah saja. Namun akhirnya hidup didunia ditutup dengan mati, dan diakhirat ‘amal kita akan dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan. Itulah sebabnya maka disamping seruan kepada orang yang beriman, diperingatankan pula agar mereka tetap taqwa kepada Allah. Dengan taqwa itulah Iman tadi dipupuk terus. “dan hendaklah merenungkan Setiap diri,” Artinya bahwa berfikir, bahwa merenung, bahwa bermenung, tafakkur dan tadzakkur (memikirkan dan mengingat) “, apalah yang telah diperbuatnya untuk hari esok” Hari esok ialah hari akhirat. Hidup tidaklah akan disudahi hingga didunia ini saja. Dunia hanyalah semata-mata masa untuk menenam benih. adapun hasilnya akan dipetik adalah di hari akhirat. Renungkanlah oleh tiap diri apalah yang telah lebih dahulu diamalkan untuk didapati diakhirat itu kelak ?
Maka ditentukanlah oleh tuhan apa yang akan dikirim terlebih dahulu diwaktu hidup ini, yang akan didapati di akhirat esok. Dalam permulaan membuka pelajaran Al-Qur’an telah bertemu ayat ke 3 dari Surat al-Baqarah (surat ke 2) bahwa pokok pegangan hidup itu ialah 1). Iman kepada yang ghaib, 2). mendirikan sembahyang, 3). menafkahkan rezekiyang diberikan Allah, sesudah itu dtang yang ke 4). yaitu dpercaya akan peraturan tuhan yang diturunan kepada Nabi Muhammad, 5). percya pula pada peraturan-peraturan yang diturunkan tuhan kepada nabi-nabi yang sebelum Nabi Muhammad dan akhirnya sekali, yang ke 6). ialah yakin bahwa hari akhirat itu pasti ditemui.
Percaya kepada hari akhirat menyebabkan rezeki yang diberikan Tuhan sebagin besar dikirimkan terlebih dahulu untuk persediaan hari esok, itulah hari qaddamat, yaitu mengirim lebih dahulu.
Menurut suatu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dengan isnadnya dari Abi Juhaifa, dari Al-mundzir bin Jurair, dari ayahnya, dia berkata: “Sedang kami duduk bersama dihadapan Rasulullah pada suatu tengah hari datanglah kepada beliau saw. suatu kaum, tidak beralas kak, tidak berpakaian, hanya berikat pinggang dan menyandang pedang, Umumnya dari Mudhar, bahkan semua dari Mudhar. Maka berubahlah muka Nabi Saw. melihat kemiskinan mereka itu. Lalu beliau masuk kedalam rumahnya, kemudaian beliau keluar pula. Lalu beliau perintahkan Bilal supaya azan dan beliaupun mengimani sembahyang. Sehabis sembahyang beliau berdiri dan berpidato. Diantara ucapan beliau:”Ya ayyuhan naasut taquu rabbakumul ladzi khalaqakum min nafsi wahidatin….kemudian itu beliau baca pula ayat dalam surat Al-Hasyr (yaitu ayat ini): wal tanzhur nafsun ma qaddamat li ghadin” lalu berkata selanjutnya: “Bersedhkalah seorang lelaki dari dinarnya, dari dirhamnya, dari kain, dari segantang gandumnya, dari segantang kurmanya. Bersedekahlah, walaupun sekeping pecahan buah kurma”
Setelah mendengar pidato Rasulullah saw. itu tampilah kemuka seorang dari Anshar membawa sebuah pundi-pundi penuh dengan sebuah isi yang berat, sampai lemah telapak tangannya karena beratnya: pundi-pundi itu lngsung diserahkannya kepada Nabi. kemudian tampil pula yang lain dan tampil pula berturut-turut, semuannya memberikan pemberiannya dan terlonggok teronggok dihadapan Nabi saw. ada makanan, ada makanan, sehingga aku lihat wajah beliau berseri-seri seakan-akan disepuh emas layaknya. lalu beliau bersabda yang artinya:
barang siapa yang menempuhkan dalam islam suatu jalan yang baik niscaya untuknya pahalanya dan pahala orang yang turut mengamalkanya sesudahnya : dengan tidak akan mengurangi pahalanya yang telah disediakan buat dia itu sedikitpun. dan barang siapa yang menempuhkan dalam islam suatu jalan yang buruk maka dia akan di timpa olleh dosanya dan dosa orang-orang yagn menuruti jejaknya itu, dengan tidak pula menguraangi ganjaran dosa buat dia itu sedikitpun. “
maka dari ssebab anjuran rasullah saw itu timbulah keinsafan lntaran adnya iman dn danya takwa dlam hti sahabt rasullulh saw ketika itu, sehingga terkumpulh bntuan untuk orang-orang qabilah mudhadar yang melarat datang menyerahkan diri dan bersedia memeluk islam, kedalalml kota madinah itu, berpipndah dari pada hidup mengelana sebagai badwi kedalalm kehidupan kota yang beradab.
oleh sebabaitu maka teranglah apa yang di maksud dengan ayat ini. yaitu seyogyanyalah orang-orang yang mengaku telah beriman memupuk iman nya denegan takwa, lalu merenungkan hari esoknya, apa gerangan yang akan dibawahnya menghadap tuhan: hitunglah terlebih dahulu laba rugi hidup sendiri sebelum di hitung kelak. renungkanlah baru perbekalan apa yang te;ah ada dan mana lagi yang kurang. karna perjalanan akan maju dari dunia ini kepintu kubur, ke alam barza danke hari akerat. “ dan takwalah kepada allah “ ini di peringatkan sekali lagi, supaya lebih mantap dalam hati : “sesungguhya allah mh mengetahui apa juappun yang kamu kerjakan”
oleh karena tidak ada diantara kita yang terlepas daripada tilikan allah, maka hanyalah dengan takwa itu juga kn selamt dunia akhirat. karna sdenngan takwa tuhan itu kita dekati, bukan kita jauhi.
2.      Penafsiran surat Al-Hasyr ayat 18 menurut Muhammad Quraish Syihab dalam kitabnya.
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ  

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah dikedepankannya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah menyangkut apa yang kamu kerjakan Maha Mengetahui”

      Ayat ini mengajak kaum muslimin untuk berhati-hati jangan sampai mengalami nasib seperti kaum yahudi dan munafik, Allah berfirman: hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah yakni hindarilah siksa yang dapat dijatuhkan Allah dalam kehidupan dunia dan akhiratdengan jalan melaksanakan perintah-Nya sekuat kemampuan kamu dan menjauhi larangan-Nya dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah dikedepankannya yakni amal saleh yang telah diperbuatnya untuk hari esok yang dekat yakni akhirat.
      Setelah memerintahkan bertaqwa didorong oleh rasa takut, atau dalam rangka melakukan amalan positif, perintah tersebut di ulangi lagi agaknya agar di dorong oleh rasa malu, atau untuk meningalkan amalan negative. Allah berfirman: dan sekali lagi Kami pesankankan, bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah menyangkut apa yang senantiasa dan dari saat kesaat kamu kerjakan Maha Mengetahui sampai sekecil apapun.
      Kata tuqaddimu/dikedepankan di gunakan dalam arti amal-amal yang dilakukan untuk meraih manfaat di masa datang. Ini seperti hal-hal yang dilakukan terlebih dahulu guna menyambut tamu sebelum kedatangannya.
      Perintah memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok, dipahami oleh thabthaba’i sebagai perintah untuk melakukan evaluasi terhadap amal-amal yang telah dilakukan. Ini seperti seorang tukang yang telah menyelesaikan pekerjaannya. Ia dituntut untuk memperhatikannya kembali agar menyempurnakannya bila telah baik, atau memperbaikinya bila masih ada kekurangannya, sehingga jika tiba saatnya diperiksa, tidak ada lagi kekurangan dan barang tersebut tampil sempurna. Setiap mukmin dituntut melakukan hal itu. Kalau baik dia dapat mengharap ganjaran, dan kalau amalnya buruk dia hendaknya segera bertaubat. Atas dasar ini pula, ulama beraliran syi’ah itu berpendapat perintah taqwa yang kedua dimaksudkan untuk perbaikan dan penyempurnaan amal-amal yang telah dilakukan atas dasar perintah taqwa yang pertama.
      Penggunaan kata Nafsi / Diri yang berbentuk tunggal – dari satu sisi untuk mengisyaratkan bahwa tidaklah cukup penilaian sebagian atas sebagian yang lain, tetapi masing-masing harus melakukannya sendiri-sendiri atas dirinya, dan sisi lain ia mengisyaratkan bahwa dalam kenyataan otokritik ini sangatlah jarang dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar