NAMA : RINALDI MUSTAFID
NIM : 1414231100
A. Tafsir
Surat Al-A’raf Ayat 31
يٰبَنِىٓ
ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَاشْرَبُوا۟ وَلَا
تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ ﴿الأعراف:٣١﴾
B. Terjemah dan Mufrodat
“Wahai anak-anak
Adam! Pakailah perhiasan kamu pada tiap-tiap mesjid, dan makanlah kamu dan
minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada
orang-orang yang berlebih-lebihan.”
مَسْجِد
|
mesjid
|
۟اشْرَبُو
|
minuman
|
تُسْرِفُوٓا۟
|
Berlebih-lebihan
|
C. Tafsir Al-Azhar Berkenaan
Ekonomi
Sambungan ayat: “Dan
makanlah kamu dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan.” Artinya makan
makanlah yang sederhana dan minuman yang sederhana. Di sinilah nampak bahwa itu
mempengaruhi kepada sikap hidup Muslim, yaitu menjaga kesehatan rohani dengan
ibadah dan juga memakan makanan dan meminum minuman yang pantas, tidak
berlebih-lebihan bagi kesehatan jasmani. Tergabunglah kebersihan pakaian dan
kebersihan makanan dan minuman, jangan berlebih-lebihan, sehingga
memperturunkan selera saja. Sebab makan minum yang berlebih-lebihan bisa pula
mendatangkan penyakit. Berlebih-lebihan, bisa pula merusak kepada rumah tangga
dan perekonomian diri sendiri. Di ujung ayat ditegaskan: “Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang berlebih-lebihan.”
Allah tidak suka kepada orang yang berbelanja keluar
lebih besar daripada penghasilan yang masuk. Keborosan membawa celaka bagi diri
dan celaka bagi rumah tangga. Hal ini dijelaskan lagi oleh Hadits yang
dirawikan oleh Abd bin Humaid, dan
an-Nasa’i dan Ibnu Majah, dan Ibnu Mardawaihi dan al-Baihaqi dalam Syu’abul
Imam, diterima dari ‘Amr bin Syu’aib, dia menerima dari ayahnya, ayahnya
menerima dari neneknya:
“Makanlah kamu,
dan minumlah dan bersedekahlah dan berpakaianlah, tetapi tidak dengan sombong
dan berlebih-lebihan. Karena Tuhan Allah amat suka melihat bekas nikmatNya pada
hambaNya.
Ibnu Abbas menjelaskan: “Makanlah apa yang engkau
suka, minumlah apa yang engkau suka, tetapi janganlah memakai yang dua, yaitu
sombong dan boros.”
Ikrimah menjelaskan lagi: “Jangan berlebih-lebihan
ialah pada memakai pakaian dan makanan dan minuman.”
Ibnu Munabbih berkata: “Boros ialah jika orang
berpakaian atau makan atau minum barang-barang yang di luar dari
kesanggupannya.”
Berlebih-lebihan atau boros ialah melampaui batas yang
patut. Makanlah sampai kenyang; kalau sudah mulai kenyang berhentilah, jangan
diteruskan juga karena selera masih terbuka. Minumlah sampai lepas haus; kalau
haus sudah lepas, jangan diteruskan juga minum, nanti badan menjadi lelah,
sebagai tentara Thalut yang dilarang minum sebelum menyeberang menuju
Palestina, kecuali seteguk air. Yang meminum lebih dari seteguk air lemahlah
badannya, hingga tidak kuat berjuang lagi.[1]
Ukuran dalam hal ini adalah kesadaran Iman kita
sendiri. Orang kaya-raya yang mempunyai berpuluh pesalinan pakaian, tentu tidak
pantas pergi ke mesjid dengan pakaian lusuh. Orang miskin yang pakaiannya hanya
dua salin saja, tentu kepayahan kalau dia hendak menyediakan lagi pakaian lain
yang segagah pakaian orang kaya. Makanan dalam rumah pun mempunyai
tingkat-tingkat pula. Iman menjadi alat pertimbangan yang halus dalam urusan
kesederhanaan dan keborosan ini.
Dan ini pun memerlukan mempelajari pengendalian
rumah tangga dan kerjasama yang erat di
antara suami dan istri dan anak-anak. Sehingga rumah tangga itu menjadi rumah
tangga yang disinari oleh ajaran Islam.
D. Pembahasan
Makan merupakan salah satu kebutuhan pokok dari
manusia selain minum. Semua makhluk ciptaan Allah membutuhkan makanan untuk
melangsungkan kehidupannya. Akan tetapi, makan juga tidak boleh dilakukan
secara berlebihan.
Sejak dahulu syari’at Islam yang terbukti manjur untuk
menjaga kesehatan dan mencegah datangnya berbagai penyakit ialah dengan
menempuh hidup sederhana, yaitu tidak berlebih-lebihan dalam hal makan dan
minum.
Sahabat Al-Miqdan bin Ma’dykareb al-Kindi
mengisahkan: Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: Tidaklah seorang anak
Adam memenuhi suatu kantung yang lebih buruk dibanding perutnya. Bila tidak ada
pilihan, maka cukuplah baginya sepertiga dari perutnya untuk makanan, sepertiga
lainnya untuk minuman dan sepertiga lainnya untuk nafasnya. (HR. Ahmad
At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan oleh Al-Albani dinyatakan sebagai hadits shahih)
Nabi mengabarkan bahwa hendaknya anda mencukupkan diri
dengan beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggung anda. Dengan
demikian anda tidak menjadi loyo dan tidak pula lemas. Bila anda masih merasa
perlu untuk makan lebih banyak, maka hendaknya anda makan sepertiga dari daya
tampung perut anda. Dengan demikian anda menyisakan sepertiga dari ruang perut
anda untuk air minum dan sepertiga lainnya untuk nafas anda. Pembagian ini
sangat berguna bagi kesehatan badan dan jiwa anda. Karena bila perut anda
dipenuhi oleh makanan, maka tidak tersisa lagi ruang untuk minuman. Sehingga
bila anda minum, maka pernapasan andapun menjadi sesak. Bila demikian adanya,
anda menjadi mudah lelah dan sesak napas, bagaikan orang yang memikul beban
terlalu berat. Ditambah lagi perut kenyang memiliki pengaruh buruk terhadap
kepribadian dan jiwa anda. Anda menjadi malas beribadah dan dorongan birahi
anda menguat. Pendek kata, perut yang senantiasa penuh itu berakibat buruk bagi
kesehatan raga dan jiwa. Al-Munawi juga menjelaskan hadits ini dengan
berkata, “Nabi menganggap perut orang yang makan hingga penuh sebagai kantong
yang paling buruk, karena ia telah menggunakan perutnya tidak pada tempatnya.
Perut manusia diciptakan untuk menegakkan tulang punggung, karena mendapatkan
asupan gizi yang cukup dari makanan yang ia makan. Sedangkan bila ia memenuhi
perutnya, maka hal ini berdampak merusak agama dan dunianya. Penjelasannya
sebagai berikut: Tidaklah seseorang biasa memenuhi perutnya, kecuali bila ia
telah dikuasai oleh sifat keserakahan dan ambisi dunia. Dan kedua perangai ini
berakibat buruk bagi pelakunya. Rasa kenyang yang berkepanjangan, menjerumuskan
pelakunya ke dalam kesesatan dan menjadikannya merasa malas. Akibatnya ia
selalu malas untuk beribadah, dan tubuhnya dipenuhi oleh timbunan zat-zat yang
tidak ia butuhkan. Bila telah demikian, ia menjadi mudah marah, sehingga
syahwat birahi dan ambisinya menjadi meluap, sehingga iapun terobsesi untuk
menumpuk harta benda yang tidak ia perlukan.” Saudaraku! Di antara ketentuan
syari’at Islam dalam urusan makan dan minum adalah hendaknya anda tidak
berlebih-lebihan dalam keduanya. Segala yang anda suka anda makan atau minum,
segala yang bisa anda beli maka anda konsumsi, dan segala yang ditawarkan oleh
pedagang, maka anda incipi. Sudah barang tentu sikap seperti ini adalah
cerminan nyata dari ambisi makan dan minum yang berlebihan atau disebut
dengan isrof.
Pada suatu hari, sahabat Umar bin Khattab berkata,
“Janganlah engkau makan hingga merasa kekenyangan, karena kekenyangan menjadikanmu
malas mendirikan sholat dan menyebabkan badanmu ditimpa penyakit. Hendaknya
kalian bersikap sewajarnya dalam urusan makan, dengan demikian kalian bersikap
sewajarnya dalam urusan makan, dengan demikian kalian terjauhkan dari
kesombongan, badan kalian menjadi lebih sehat dan engkau lebih giat beribadah.
Tidaklah seseorang itu menjadi binasa, hingga ia lebih mendahulukan syahwat
birahinya dibanding ajaran agamanya.” Sebagian ulama berkata:
“Bila engkau memiliki perut yang gendut, maka
anggaplah bahwa dirimu sedang menderita penyakit menahun, hingga perutmu
kembali mengecil.”
Ibnul Qayyim berkata, “zat makanan yang tertimbun
dalam tubuh menyebabkan banyak petaka, di antaranya: mendorong anggota tubuh
untuk berbuat maksiat, dan merasa malas dari beribadah. Kedua hal ini cukup
sebagai dampak negatif yang besar bagi anda. Betapa banyak kemaksiatan yang
disebabkan oleh rasa kenyang dan betapa banyak amal ketaatan yang terhalangi
oleh rasa kenyang? Karenanya, orang yang terlindungi dari efek buruk perutnya,
berarti ia telah terlindung dari petaka yang besar. Ditambah lagi, setan
semakin leluasa menguasai diri anda, tatkala anda mengisi perut anda dengan
makanan hingga penuh. Tidak heran, bila ulama terdahulu berpetuah:”Sempitkanlah
jalur setan dengan berpuasa” Dan nabi juga bersabda:
“Tidaklah seorang anak Adam memenuhi suatu kantung
yang lebih buruk dibanding perutnya.”
Andailah perut penuh dengan makanan itu tidak
berdampak selain menjadikan anda lalai walau hanya sesat, niscaya setan akan
bersemangat menyeru anda untuk melakukannya, agar berkesempatan menggiring anda
kemanapun ia suka. Karena bila perut anda senantiasa kenyang, maka jiwa anda
akan agresif, dan syahwat birahi andapun berkobar. Sedangkan bila perut anda
terbiasa lapar, niscaya jiwa anda menjadi tenang, khusyu’, dan tunduk kepada
anda.” Pada kesempatan lain, beliau berakata, “Berbagai penyakit
fisik terjadi akibat dari zat makanan yang tertimbun dalam badan anda.
Akibatnya timbunan makanan itu menganggu gerak berbagai organ badan anda.
Inilah kebanyakan penyakit yang diderita oleh masyarakat. Semua itu terjadi
karena mereka terbiasa mengonsumsi makanan padahal makanan yang ia konsumsi
sebelumnya belum sepenuhnya dicerna oleh organ pencernaannya. Keadaan ini
diperparah oleh:
1.
Mereka mengonsumsi makanan dalam
jumlah yang melebihi kebutuhan badannya.
2.
Mereka banyak menginsumsi makanan
yang sulit dicerna.
3.
Mereka mengonsumsi beraneka ragam
jenis makanan yang terbuat dari bahan-bahan beraneka ragam pula.
Bila anda memenuhi perut anda dengan berbagai jenis
makanan ini, dan itu telah menjadi gaya hidup anda, niscaya kebiasaan buruk ini
menyebabkan anda menderita beraneka ragam penyakit pula. Dari berbagai penyakit
yang anda derita, ada yang dengan cepat disembuhkan dan ada pula yang sulit
diobati. Akan tetapi bila anda menempuh hidup sederhana, mengonsumsi makanan
sepertlunya dan makanan yang anda konsumsipun seimbang dalam kadar dan
jenisnya, maka badan anda lebih sehat dari pada mengonsumsi makanan dalam jumlah
banyak.” Tidak mengherankan bila di antara metode yang dicontohkan
Nabi adalah tidak makan sambil duduk bersila. Dengan demikian anda tidak
terbiasa makan dalam jumlah banyak. Karena ketika anda duduk bersila, maka
lambung anda akan terbuka selebar-lebarnya, anda tidak segera merasa kenyang
dan akhirnya andapun akan makan dengan lahap serta dalam jumlah yang banyak.[2]
Makanan yang kita konsumsi adalah sumber utama energi
tubuh kita. Akan tetapi, makanan juga bisa menjadi racun bagi tubuh apabila
kita tidak mampu menjaga kualitas dan porsi makanan. Berbagai macam jenis
penyakit dapat menyerang dan semuanya berawal dari pola hidup yang tidak sehat.
Resiko yang diakibatkan makan makanan yang berlebihan yaitu:
1.
Kegemukan
Kegemukan yang dialami oleh orang dewasa dan
anak-anak umumnya terjadi karena yang bersangkutan tidak mampu mengontrol nafsu
makannya. Makanan yang mereka konsumsi sudah lebih dari cukup dan tubuh tidak
memerlukannya lagi. Akhirnya zat-zat yang terkandung di dalam makanan tidak
mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh tubuh dan malah menumpuk menjadi lemak.
2.
Kencing manis
Kencing manis terjadi ketika pankreas tidak
mampu menghasilkan hormon insulin yang bertugas membawa gula dalam darah masuk
ke dalam sel-sel tubuh menjadi energi. Hal ini disebabkan karena fungsi
pankreas menurun akibat kadar gula yang melonjak karena pola makan yang tidak
terkontrol.
3.
Tubuh banyak menghasilkan radikal bebas
Makanan yang kita konsumsi secara berlebihan
setiap hari belum tentu sehat dan berguna bagi tubuh, sebagai contoh makanan
yang digoreng atau dibakar. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa setiap makanan
yang digoreng atau dibakar sangat tidak baik bagi kesehatan. Makanan-makanan
tersebut mengandung banyak radikal bebas yang dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit seperti jantung, kanker, penuaan dini, stroke, kanker usus dan
sebagainya.
4.
Dapat menghambat pertumbuhan psikologis dan kecerdasan
Pola makan yang berlebihan dapat menghambat
proses perkembangan psikologis dan kecerdasan pada anak-anak yang masih dalam masa
pertumbuhan. Hal ini terjadi karena banyak zat yang terkandung dalam makanan
yang dikonsumsi sebenarnya sangat tidak baik bagi tubuh terutama bagi
perkembangan otak, seperti: MSG, pewarna makanan, pengawet makanan, dan
sebagainya.
5.
Kolesterol tubuh meningkat
Resiko menderita penyakit kolesterol tinggi
meningkat, sehingga memungkinkan seseorang terserang darah tinggi, serangan
jantung, maupun stroke di usia muda. Dalam ambang batas normal sebenarnya
kolesterol sangat diperlukan oleh tubuh sebagai zat pembentuk hormon
reproduksi, zat pembentuk hormon korteks adrenal yang penting bagi metabolisme
dan keseimbangan garam dalam tubuh, dan sebagai pelapis membran sel dan
pembungkus jaringan saraf
6.
Asam urat tinggi
Makan berlebihan apalagi yang mengandung zat purin
tinggi akan meningkatkan asam urat. Asam urat tinggi sangat berbahaya bagi
kesehatan karena dapat memengaruhi fungsi organ ginjal, dan menyebabkan jantung
koroner.
7.
Gangguan pencernaan
Berbagai macam keluhan pencernaan
seperti mual, diare, dan sembelit sering dialami oleh mereka yang memiliki pola
makan berlebihan, karena makanan yang dikonsumsi hanya mengandung karbohidrat
tinggi, tetapi sedikit mengandung vitamin dan serat yang diperlukan dalam
proses pencernaan.
8.
Radang lambung
Kapasitas lambung orang dewasa
umumnya berkisar antara 1-1,5 liter, namun hal ini tergantung dari ras dan
tinggi badan seseorang. Ketika seseorang makan secara berlebihan, lambung
dipaksa menampung makanan di luar batas kemampuan, sehingga lambung dapat
mengalami peradangan akibat luka-luka yang disebabkan oleh kelebihan makanan.[3]
Sebuah artikel menjelaskan bahwa
Para peneliti dari Finlandia menemukan peningkatan gizi pada makanan dapat
meningkatkan umur seseorang 20
Persen, dan mereka berkata bahwa
setiap orang sekedar mengikuti makanan yang bergizi dan tidak boros dan
tergantung pada rasio tertentu pada makanan khususnya gizi alami, akan
memberikan kontribusi dalam mengurangi proporsi kolesterol dan menurunkan tekanan
darah, yang mana kedua hal tersebut penyebab utama kematian mendadak.
Sekirangnya umat manusia mau
menerapkan ayat diatas dalam system makanan bergizi akan dapat banyak
memberikan manfaat terhindar dari penyakit dan dari sisi harta juga hemat,
bahkan
jika mau merenungkan seruan para
ilmuwan ahli gizi dapat ditemukan bahwa mereka juga berpendapat hal terbaik
sebagai obat dan terapi agar terhindar dari penyakit di usia ini adalah tidak
berlebih-lebihan dalam hal makanan dan minuman! Pertanyaan kami adalah:
Bukankah ilmuwan nutrisi saat ini menyerukan yang sama seperti yang disampaikan
oleh ayat sejak empat belas yang lalu? Hal ini memberi kesaksian bahwa Al-Quran
adalah kitabullah SWT.
[1]
lihat tafsir surat al-Baqarah ayat 249.
[2]
Mustikasari. Tidak Berlebih-lebihan dalam Hal Makanan dan Minuman. Dikuti pada http://jilbab.or.id/archives/2245-tidak-berlebih-lebihan-dalam-hal-makanan-dan-minuman/.
[3]
Anonim. Resiko Akibat Makan Berlebihan. Dikutip pada http://keluarga.com/kesehatan/8-risiko-akibat-makan-berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar