Senin, 14 Maret 2016

TAFSIR AYAT KONSUMSI AL-A'RAF AYAT 31




NAMA : RINALDI MUSTAFID
NIM     : 1414231100


              A.  Tafsir Surat Al-A’raf Ayat 31
 يٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَاشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ ﴿الأعراف:٣١﴾
B.     Terjemah dan Mufrodat
“Wahai anak-anak Adam! Pakailah perhiasan kamu pada tiap-tiap mesjid, dan makanlah kamu dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang berlebih-lebihan.”
مَسْجِد
mesjid
۟اشْرَبُو
minuman
تُسْرِفُوٓا۟
Berlebih-lebihan

C.    Tafsir Al-Azhar Berkenaan Ekonomi
Sambungan ayat: “Dan makanlah kamu dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan.” Artinya makan makanlah yang sederhana dan minuman yang sederhana. Di sinilah nampak bahwa itu mempengaruhi kepada sikap hidup Muslim, yaitu menjaga kesehatan rohani dengan ibadah dan juga memakan makanan dan meminum minuman yang pantas, tidak berlebih-lebihan bagi kesehatan jasmani. Tergabunglah kebersihan pakaian dan kebersihan makanan dan minuman, jangan berlebih-lebihan, sehingga memperturunkan selera saja. Sebab makan minum yang berlebih-lebihan bisa pula mendatangkan penyakit. Berlebih-lebihan, bisa pula merusak kepada rumah tangga dan perekonomian diri sendiri. Di ujung ayat ditegaskan: “Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang berlebih-lebihan.”
Allah tidak suka kepada orang yang berbelanja keluar lebih besar daripada penghasilan yang masuk. Keborosan membawa celaka bagi diri dan celaka bagi rumah tangga. Hal ini dijelaskan lagi oleh Hadits yang dirawikan oleh Abd  bin Humaid, dan an-Nasa’i dan Ibnu Majah, dan Ibnu Mardawaihi dan al-Baihaqi dalam Syu’abul Imam, diterima dari ‘Amr bin Syu’aib, dia menerima dari ayahnya, ayahnya menerima dari neneknya:
“Makanlah kamu, dan minumlah dan bersedekahlah dan berpakaianlah, tetapi tidak dengan sombong dan berlebih-lebihan. Karena Tuhan Allah amat suka melihat bekas nikmatNya pada hambaNya.
Ibnu Abbas menjelaskan: “Makanlah apa yang engkau suka, minumlah apa yang engkau suka, tetapi janganlah memakai yang dua, yaitu sombong dan boros.”
Ikrimah menjelaskan lagi: “Jangan berlebih-lebihan ialah pada memakai pakaian dan makanan dan minuman.”
Ibnu Munabbih berkata: “Boros ialah jika orang berpakaian atau makan atau minum barang-barang yang di luar dari kesanggupannya.”
Berlebih-lebihan atau boros ialah melampaui batas yang patut. Makanlah sampai kenyang; kalau sudah mulai kenyang berhentilah, jangan diteruskan juga karena selera masih terbuka. Minumlah sampai lepas haus; kalau haus sudah lepas, jangan diteruskan juga minum, nanti badan menjadi lelah, sebagai tentara Thalut yang dilarang minum sebelum menyeberang menuju Palestina, kecuali seteguk air. Yang meminum lebih dari seteguk air lemahlah badannya, hingga tidak kuat berjuang lagi.[1]
Ukuran dalam hal ini adalah kesadaran Iman kita sendiri. Orang kaya-raya yang mempunyai berpuluh pesalinan pakaian, tentu tidak pantas pergi ke mesjid dengan pakaian lusuh. Orang miskin yang pakaiannya hanya dua salin saja, tentu kepayahan kalau dia hendak menyediakan lagi pakaian lain yang segagah pakaian orang kaya. Makanan dalam rumah pun mempunyai tingkat-tingkat pula. Iman menjadi alat pertimbangan yang halus dalam urusan kesederhanaan dan keborosan ini.
Dan ini pun memerlukan mempelajari pengendalian rumah  tangga dan kerjasama yang erat di antara suami dan istri dan anak-anak. Sehingga rumah tangga itu menjadi rumah tangga yang disinari oleh ajaran Islam.
D.    Pembahasan
Makan merupakan salah satu kebutuhan pokok dari manusia selain minum. Semua makhluk ciptaan Allah membutuhkan makanan untuk melangsungkan kehidupannya. Akan tetapi, makan juga tidak boleh dilakukan secara berlebihan.
Sejak dahulu syari’at Islam yang terbukti manjur untuk menjaga kesehatan dan mencegah datangnya berbagai penyakit ialah dengan menempuh hidup sederhana, yaitu tidak berlebih-lebihan dalam hal makan dan minum.
Sahabat Al-Miqdan bin Ma’dykareb al-Kindi mengisahkan: Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: Tidaklah seorang anak Adam memenuhi suatu kantung yang lebih buruk dibanding perutnya. Bila tidak ada pilihan, maka cukuplah baginya sepertiga dari perutnya untuk makanan, sepertiga lainnya untuk minuman dan sepertiga lainnya untuk nafasnya. (HR. Ahmad At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan oleh Al-Albani dinyatakan sebagai hadits shahih)
Nabi mengabarkan bahwa hendaknya anda mencukupkan diri dengan beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggung anda. Dengan demikian anda tidak menjadi loyo dan tidak pula lemas. Bila anda masih merasa perlu untuk makan lebih banyak, maka hendaknya anda makan sepertiga dari daya tampung perut anda. Dengan demikian anda menyisakan sepertiga dari ruang perut anda untuk air minum dan sepertiga lainnya untuk nafas anda. Pembagian ini sangat berguna bagi kesehatan badan dan jiwa anda. Karena bila perut anda dipenuhi oleh makanan, maka tidak tersisa lagi ruang untuk minuman. Sehingga bila anda minum, maka pernapasan andapun menjadi sesak. Bila demikian adanya, anda menjadi mudah lelah dan sesak napas, bagaikan orang yang memikul beban terlalu berat. Ditambah lagi perut kenyang memiliki pengaruh buruk terhadap kepribadian dan jiwa anda. Anda menjadi malas beribadah dan dorongan birahi anda menguat. Pendek kata, perut yang senantiasa penuh itu berakibat buruk bagi kesehatan raga dan jiwa. Al-Munawi juga menjelaskan hadits ini dengan berkata, “Nabi menganggap perut orang yang makan hingga penuh sebagai kantong yang paling buruk, karena ia telah menggunakan perutnya tidak pada tempatnya. Perut manusia diciptakan untuk menegakkan tulang punggung, karena mendapatkan asupan gizi yang cukup dari makanan yang ia makan. Sedangkan bila ia memenuhi perutnya, maka hal ini berdampak merusak agama dan dunianya. Penjelasannya sebagai berikut: Tidaklah seseorang biasa memenuhi perutnya, kecuali bila ia telah dikuasai oleh sifat keserakahan dan ambisi dunia. Dan kedua perangai ini berakibat buruk bagi pelakunya. Rasa kenyang yang berkepanjangan, menjerumuskan pelakunya ke dalam kesesatan dan menjadikannya merasa malas. Akibatnya ia selalu malas untuk beribadah, dan tubuhnya dipenuhi oleh timbunan zat-zat yang tidak ia butuhkan. Bila telah demikian, ia menjadi mudah marah, sehingga syahwat birahi dan ambisinya menjadi meluap, sehingga iapun terobsesi untuk menumpuk harta benda yang tidak ia perlukan.” Saudaraku! Di antara ketentuan syari’at Islam dalam urusan makan dan minum adalah hendaknya anda tidak berlebih-lebihan dalam keduanya. Segala yang anda suka anda makan atau minum, segala yang bisa anda beli maka anda konsumsi, dan segala yang ditawarkan oleh pedagang, maka anda incipi. Sudah barang tentu sikap seperti ini adalah cerminan nyata dari ambisi makan dan minum yang berlebihan atau disebut dengan isrof.
Pada suatu hari, sahabat Umar bin Khattab berkata, “Janganlah engkau makan hingga merasa kekenyangan, karena kekenyangan menjadikanmu malas mendirikan sholat dan menyebabkan badanmu ditimpa penyakit. Hendaknya kalian bersikap sewajarnya dalam urusan makan, dengan demikian kalian bersikap sewajarnya dalam urusan makan, dengan demikian kalian terjauhkan dari kesombongan, badan kalian menjadi lebih sehat dan engkau lebih giat beribadah. Tidaklah seseorang itu menjadi binasa, hingga ia lebih mendahulukan syahwat birahinya dibanding ajaran agamanya.” Sebagian ulama berkata:
“Bila engkau memiliki perut yang gendut, maka anggaplah bahwa dirimu sedang menderita penyakit menahun, hingga perutmu kembali mengecil.” 
Ibnul Qayyim berkata, “zat makanan yang tertimbun dalam tubuh menyebabkan banyak petaka, di antaranya: mendorong anggota tubuh untuk berbuat maksiat, dan merasa malas dari beribadah. Kedua hal ini cukup sebagai dampak negatif yang besar bagi anda. Betapa banyak kemaksiatan yang disebabkan oleh rasa kenyang dan betapa banyak amal ketaatan yang terhalangi oleh rasa kenyang? Karenanya, orang yang terlindungi dari efek buruk perutnya, berarti ia telah terlindung dari petaka yang besar. Ditambah lagi, setan semakin leluasa menguasai diri anda, tatkala anda mengisi perut anda dengan makanan hingga penuh. Tidak heran, bila ulama terdahulu berpetuah:”Sempitkanlah jalur setan dengan berpuasa” Dan nabi juga bersabda:
“Tidaklah seorang anak Adam memenuhi suatu kantung yang lebih buruk dibanding perutnya.”
Andailah perut penuh dengan makanan itu tidak berdampak selain menjadikan anda lalai walau hanya sesat, niscaya setan akan bersemangat menyeru anda untuk melakukannya, agar berkesempatan menggiring anda kemanapun ia suka. Karena bila perut anda senantiasa kenyang, maka jiwa anda akan agresif, dan syahwat birahi andapun berkobar. Sedangkan bila perut anda terbiasa lapar, niscaya jiwa anda menjadi tenang, khusyu’, dan tunduk kepada anda.”  Pada kesempatan lain, beliau berakata, “Berbagai penyakit fisik terjadi akibat dari zat makanan yang tertimbun dalam badan anda. Akibatnya timbunan makanan itu menganggu gerak berbagai organ badan anda. Inilah kebanyakan penyakit yang diderita oleh masyarakat. Semua itu terjadi karena mereka terbiasa mengonsumsi makanan padahal makanan yang ia konsumsi sebelumnya belum sepenuhnya dicerna oleh organ pencernaannya. Keadaan ini diperparah oleh:
1.      Mereka mengonsumsi makanan dalam jumlah yang melebihi kebutuhan badannya.
2.      Mereka banyak menginsumsi makanan yang sulit dicerna.
3.      Mereka mengonsumsi beraneka ragam jenis makanan yang terbuat dari bahan-bahan beraneka ragam pula.
Bila anda memenuhi perut anda dengan berbagai jenis makanan ini, dan itu telah menjadi gaya hidup anda, niscaya kebiasaan buruk ini menyebabkan anda menderita beraneka ragam penyakit pula. Dari berbagai penyakit yang anda derita, ada yang dengan cepat disembuhkan dan ada pula yang sulit diobati. Akan tetapi bila anda menempuh hidup sederhana, mengonsumsi makanan sepertlunya dan makanan yang anda konsumsipun seimbang dalam kadar dan jenisnya, maka badan anda lebih sehat dari pada mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak.”  Tidak mengherankan bila di antara metode yang dicontohkan Nabi adalah tidak makan sambil duduk bersila. Dengan demikian anda tidak terbiasa makan dalam jumlah banyak. Karena ketika anda duduk bersila, maka lambung anda akan terbuka selebar-lebarnya, anda tidak segera merasa kenyang dan akhirnya andapun akan makan dengan lahap serta dalam jumlah yang banyak.[2]
Makanan yang kita konsumsi adalah sumber utama energi tubuh kita. Akan tetapi, makanan juga bisa menjadi racun bagi tubuh apabila kita tidak mampu menjaga kualitas dan porsi makanan. Berbagai macam jenis penyakit dapat menyerang dan semuanya berawal dari pola hidup yang tidak sehat. Resiko yang diakibatkan makan makanan yang berlebihan yaitu:
1.      Kegemukan
Kegemukan yang dialami oleh orang dewasa dan anak-anak umumnya terjadi karena yang bersangkutan tidak mampu mengontrol nafsu makannya. Makanan yang mereka konsumsi sudah lebih dari cukup dan tubuh tidak memerlukannya lagi. Akhirnya zat-zat yang terkandung di dalam makanan tidak mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh tubuh dan malah menumpuk menjadi lemak.
2.      Kencing manis
Kencing manis terjadi ketika pankreas tidak mampu menghasilkan hormon insulin yang bertugas membawa gula dalam darah masuk ke dalam sel-sel tubuh menjadi energi. Hal ini disebabkan karena fungsi pankreas menurun akibat kadar gula yang melonjak karena pola makan yang tidak terkontrol.
3.      Tubuh banyak menghasilkan radikal bebas
Makanan yang kita konsumsi secara berlebihan setiap hari belum tentu sehat dan berguna bagi tubuh, sebagai contoh makanan yang digoreng atau dibakar. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa setiap makanan yang digoreng atau dibakar sangat tidak baik bagi kesehatan. Makanan-makanan tersebut mengandung banyak radikal bebas yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti jantung, kanker, penuaan dini, stroke, kanker usus dan sebagainya.
4.      Dapat menghambat pertumbuhan psikologis dan kecerdasan
Pola makan yang berlebihan dapat menghambat proses perkembangan psikologis dan kecerdasan pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Hal ini terjadi karena banyak zat yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi sebenarnya sangat tidak baik bagi tubuh terutama bagi perkembangan otak, seperti: MSG, pewarna makanan, pengawet makanan, dan sebagainya.
5.      Kolesterol tubuh meningkat
Resiko menderita penyakit kolesterol tinggi meningkat, sehingga memungkinkan seseorang terserang darah tinggi, serangan jantung, maupun stroke di usia muda. Dalam ambang batas normal sebenarnya kolesterol sangat diperlukan oleh tubuh sebagai zat pembentuk hormon reproduksi, zat pembentuk hormon korteks adrenal yang penting bagi metabolisme dan keseimbangan garam dalam tubuh, dan sebagai pelapis membran sel dan pembungkus jaringan saraf
6.      Asam urat tinggi
Makan berlebihan apalagi yang mengandung zat purin tinggi akan meningkatkan asam urat. Asam urat tinggi sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat memengaruhi fungsi organ ginjal, dan menyebabkan jantung koroner.
7.      Gangguan pencernaan
Berbagai macam keluhan pencernaan seperti mual, diare, dan sembelit sering dialami oleh mereka yang memiliki pola makan berlebihan, karena makanan yang dikonsumsi hanya mengandung karbohidrat tinggi, tetapi sedikit mengandung vitamin dan serat yang diperlukan dalam proses pencernaan.

8.      Radang lambung
Kapasitas lambung orang dewasa umumnya berkisar antara 1-1,5 liter, namun hal ini tergantung dari ras dan tinggi badan seseorang. Ketika seseorang makan secara berlebihan, lambung dipaksa menampung makanan di luar batas kemampuan, sehingga lambung dapat mengalami peradangan akibat luka-luka yang disebabkan oleh kelebihan makanan.[3]
Sebuah artikel menjelaskan bahwa Para peneliti dari Finlandia menemukan peningkatan gizi pada makanan dapat meningkatkan umur seseorang 20
Persen, dan mereka berkata bahwa setiap orang sekedar mengikuti makanan yang bergizi dan tidak boros dan tergantung pada rasio tertentu pada makanan khususnya gizi alami, akan memberikan kontribusi dalam mengurangi proporsi kolesterol dan menurunkan tekanan darah, yang mana kedua hal tersebut penyebab utama kematian mendadak.
Sekirangnya umat manusia mau menerapkan ayat diatas dalam system makanan bergizi akan dapat banyak memberikan manfaat terhindar dari penyakit dan dari sisi harta juga hemat, bahkan
jika mau merenungkan seruan para ilmuwan ahli gizi dapat ditemukan bahwa mereka juga berpendapat hal terbaik sebagai obat dan terapi agar terhindar dari penyakit di usia ini adalah tidak berlebih-lebihan dalam hal makanan dan minuman! Pertanyaan kami adalah: Bukankah ilmuwan nutrisi saat ini menyerukan yang sama seperti yang disampaikan oleh ayat sejak empat belas yang lalu? Hal ini memberi kesaksian bahwa Al-Quran adalah kitabullah SWT.



[1] lihat tafsir surat al-Baqarah ayat 249.
[2] Mustikasari. Tidak Berlebih-lebihan dalam Hal Makanan dan Minuman. Dikuti pada http://jilbab.or.id/archives/2245-tidak-berlebih-lebihan-dalam-hal-makanan-dan-minuman/.
[3] Anonim. Resiko Akibat Makan Berlebihan. Dikutip pada http://keluarga.com/kesehatan/8-risiko-akibat-makan-berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar