Senin, 14 Maret 2016

tafsir ayat konsumsi (thaha: 81)

SitiRobithotulAlfiah
PerbankanSyariah 3
1414231108

Tema :Konsumsi
Larangan Membelanjakan Harta secara Berlebih-lebihan
QS. Thaha ayat 81

كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-thaha-ayat-77-94.html#sthash.byxhO66A.dpuf
كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-thaha-ayat-77-94.html#sthash.byxhO66A.dpuf
كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-thaha-ayat-77-94.html#sthash.byxhO66A.dpuf
كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-thaha-ayat-77-94.html#sthash.byxhO66A.dpuf
كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-thaha-ayat-77-94.html#sthash.byxhO66A.dpuf
كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَى - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-thaha-ayat-77-94.html#sthash.Valxpjzd.dpuf
Terjemah :
Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, Maka Sesungguhnya binasalah ia.”(QS Thaha : 81)

Ø  MenurutTafsir Al-Azhar
“Makanlahdariantararezeki-rezeki yang baik yang telah Kami anugerahkankepadakamu.” (pangkalayat 81). DengandemikianmakaTuhanmempersilahkanmemakanrezekibaik yang telahdianugerahkanoleh Allah swt. Rezeki yang baikialah yang halal lagienakrasanya, terimalahitudengan rasa syukurkepadaTuhan.Janganmemakan makanan yang haram dan jangan dapatkan sumber makanan itu dari sumber yang haram walaupun makanan itu halal, tapi kalau kita mendapatinya dengan cara yang haram maka akan menjadi haram. Sebagai contoh, ayam adalah makanan yang halal tetapi kalau kita mencuri ayam itu maka ayam tersebut adalah haram untuk kita makan.
“Dan janganlahmelampauibataspadanya.”Melampauibatasdenganrezeki yang diberikanTuhanialahapabiladikumpulkandenganserakahdanrakus, sehinggatidakmengingat agar orang lain pun mendapatrezekitersebut.Ataumenjadibakhil, tidaksukamemberikepada orang yang kekuranganataukarenatamakingin pula hendakmempunyaiapa yang adaditangan orang lain.Maksud ‘jangan melampaui’ itu juga bermaksud ‘jangan tidak bersyukur atas apa yang telah Allah berikan’. Mereka diingatkan untuk bersyukur dengan segala nikmat yang Allah telah berikan kepada mereka dan sepatutnya mereka bersyukur atas nikmat Nya.
“Yang akanmenyebabkankemurkaan-Ku kepadamu.”MaksudnyadisiniTuhanmemperingatkanbahwasanya orang yang melampauibatashendakmenguasaiuntukdirisendirisegalarezeki yang diberikanoleh Allah, sehinggatidakperdulilagitehadapkepentingan orang lain adalahsuatuperangaiburukakanmenimbulkankemurkaanTuhan.
“Dan barangsiapa yang ditimpaolehkemurkaan-Ku niscahyabinasalahia.” (ujungayat 81)Allah amatmurkakepada orang yang serakahdantamak, rakusdanmementingkandirisendiri, mengumpulkanhartasebanyak-banyaknyadengantidakmemperdulikan orang lain disekelilingnya. Orang yang berperangaidemikiandenganrezeki yang diberikanoleh Allah akanmendapatmurkadari Allah dan orang yang kenamurka Allah pastiakanbinasa, hancur, jatuh, atauterkucilkandarimasyarakat.
Ø  MenurutTafsirJalalain
“Makanlahdiantararezeki yang baik yang telah kami berikankepada kalian” yakninikmat yang telahdilimpahkankepada kalian “Dan janganlahmelamapuibataspadaNya” seumpamanya kalian mengingkarinikmat-nikmatitu “Yang menyebabkankemurkaan-Ku menimpa kalian” biladibacaYahillaartinyawajibkemurkaan-Ku menimpa kalian danjikadibacaYahullaartinyapastikemurkaan-Ku menimpa kalian “Dan barangsiapaditimpaolehkemurkaan-Ku” lafadzYahlildapat pula dibacaYahlul “Makasesungguhnyabinasalahia” terjerumuslahiakedalamneraka.
Allah swttidakmenyukai orang-orang yang menghamburkanuangnyauntukkesenanganduniawitanpamemikirkan orang lain, terdapatdalam surah Al-Israayat 27 yang berbunyi :
¨bÎ)tûïÍÉjt6ßJø9$#(#þqçR%x.tbºuq÷zÎ)ÈûüÏÜ»u¤±9$#(tb%x.urß`»sÜø¤±9$#¾ÏmÎn/tÏ9#Yqàÿx.ÇËÐÈ

Terjemahan :
“Sesungguhnyapemboros-pemborosituadalahsaudara-saudarasyaitandansyaitanituadalahsangatingkarkepadaTuhan”
Allah swt memberikan penegasan bahwa kita dilarang untuk menghambur-hamburkan harta yang kita miliki secara boros atau berlebihan, Islam mengajarkan kita kesederhanaan, sehingga kita harus membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan saja, seperlunya saja dan tidak boleh berlebihan.Allah berfirman bahwa orang-orang yang berperilaku boros adalah saudara-saudaranya setan, tentu kita tidak mau bukan menjadi saudara setan.
Karena setan adalah makhluk yang Allah swt ciptakan tetapi ia ingkar kepada Allah swt atau tidak mau menjalankan yang Allah swt perintahkan. Setan memanfaatkan tubuh manusia atau nikmat Allah untuk berbuat ma’siat yang menyebabkanmenjauhnya manusia dari jalan Allah ta’ala dan menghalang-halangi manusia berbuat ketaatan kepadaNya.
Perlu kita ketahui bahwa perbuatan tabzir ini menafikan syukur sinonim dari kufur nikmat, dimana syukur adalah memanfaatkan pemberian (nikmat) Allah sesuai dengan tujuan Allah menciptakannya. Kita dilarang berbuat tabzir, karena tabzir merupakan perbuatan setan. Oleh karena itu, boleh lah kita menengok kembali pada diri kita. Apa sajakah bentuk tabzir yang pernah kita lakukan? Apakah itu berupa tabzir pada uang belanja,makanan, pakaian, perlengkapan, umur, pembicaraan, dan lain-lain? Ina’uzubillah minattabzir.
MenurutSofyan bin Uyainah berkata, “Harta yang aku belanjakan bukan dalam ketaatan kepada Allah maka dia termasuk boros sekalipun hal tersebut sedikit.”Allah SWT berfirman:

*ö@è%yÏŠ$t7Ïè»tƒtûïÏ%©!$#(#qèùuŽó r&#n?tãöNÎgÅ¡àÿRr&Ÿw(#qäÜuZø)s?`ÏBÏpuH÷q§«!$#4¨bÎ)©!$#ãÏÿøótƒz>qçR%!$#$·èÏHsd4¼çm¯RÎ)uqèdâqàÿtóø9$#ãLìÏm§9$#ÇÎÌÈ

Terjemah :
"Hai hamba-hamba -Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.Al-Zumar: 53)
Allah swt. memperingatkan hamba -Nya dari sikap boros dalam firman-Nya:
(#qè=à2ur(#qç/uŽõ°$#urŸwur(#þqèùÎŽô£è@4¼çm¯RÎ)Ÿw=ÏtätûüÏùÎŽô£ßJø9$#ÇÌÊÈ
Terjemah :
“Dan makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-‘Arof: 31)
Sebagian Ulama Salaf berkata, “Allah telah mengumpulkan pola hidup sehat dalam setengah ayat:
(#qè=à2ur(#qç/uŽõ°$#urŸwur(#þqèùÎŽô£è@4
Sepenggalan ayat diatas menjelaskan tentang dilarang makan dan minum secara berlebih-lebihan karena akan berdampak negative bagi kesehatan tubuh misalnya, obesitas yaitu berat badan yang berlebihan, makanan tidak tercerna dengan sempurna, dan menimbulkan rasa malas untuk melakukan aktifitas.
Allah SWT berfirman:
(#qè?#uäur¼çm¤)ymuQöqtƒ¾ÍnÏŠ$|Áym(Ÿwur(#þqèùÎŽô£è@4¼çm¯RÎ)Ÿw=ÏtäšúüÏùÎŽô£ßJø9$#ÇÊÍÊÈ
“…dan tunaikanlah haknya di hari saat memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.(QS. Al-An’am: 141)
Atho’ bin Abi Robah berkata “Mereka dilarang berlaku boros dalam segala hal”. DanIbnu Katsir berkata, “Janganlah berlebihan dalam makan, sebab akan bisa membahayakan bagi akal dan badan”.
Allah SWT berfirman saat memuji hamba -Nya yang bersikap sederhana:
tûïÏ%©!$#ur!#sŒÎ)(#qà)xÿRr&öNs9(#qèù̍ó¡çöNs9ur(#rçŽäIø)tƒtb%Ÿ2uršú÷üt/šÏ9ºsŒ$YB#uqs%ÇÏÐÈ

Terjemah :
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir, dan sesungguhnya  (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqon:67)
Namun menurut Ibnu Katsir,berkata:
“Mereka tidak boros dalam memanfaatkan harta sehingga berbelanja melebihi kebutuhan dan tidak pula kikir terhadap keluarga mereka sehingga mengurangi hak-hak mereka, tidak memberikan kecukupan bagi mereka, namun mereka berlaku adil dan bertindak yang terbaik, dan sebaik-baik perkara itu adalah yang pertengahan, tidak berlebih-lebihan”.
Allah SWT berfirman:

وَلاَ تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلاَ تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا
Terjemah :

Dan janganlah kamu jadikan tanganmu belenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena hal itu membuat kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al-Isro’: 29)

Inilah bentuk wujud sikap pertengahan yang diperintahkan yaitu tidak kikir, tidak menahan, tidak berlebihan dan boros namun yang seharusnya adalah pertengahan di antara semua sikap diatas.
Menurut Ibnu Katsir, “Allah swt. memerintahkan agar seseorang bersikap sederhana didalam kehidupan duniawinya, Dia mencela sikap kikir dan melarang sikap boros (لاَ تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ)Maksudnya adalah janganlah engkau bersikap pelit yang menahan harta, tidak memberikannya kepada seorangpun.(وَلاَ تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ)Maksudnya janganlah berlebihan dalam membelanjakan harta, sehingga pemberianmu terhadap orang melebihi kemampuanmu, dan pengeluaranmu melebihi penghasilanmu. (فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا)sehingga engkau terjebak dalam celaan manusia karena kekikiranmu dan mencercamu, mereka tidak membutuhkanmu, dan pada saat engkau mengulurkan pengeluaranmu di atas kemampuanmu maka dirimu tidak akan memiliki sesuatu yang dapat engkau infakkan, sehingga kamu menjadi seperti hasir, yaitu sebuah hewan tunggangan yang tidak mampu lagi berjalan”.
Dari Ali bin Abi Thalib ra. berkata, “Apa yang engkau nafkahkan untuk dirimu dan keluargamu tanpa ada sikap berlebihan dan boros, dan apa yang engkau sedekahkan maka hal itu adalah bagimu dan apa yang engkau belanjakan dengan motifasi riya dan sum’ah maka itu adalah bagian dari setan”.
Adapun Ibnul Jauzi berkata, “Orang yang berakal akan mengatur kehidupannya di dunia, jika dia miskin maka dia akan bersungguh-sungguh dalam berusaha dan berwiraswasta guna menghindarkannya dari tunduk terhina terhadap makhluk, meminimalisir hubungan (hutang piutang), menciptakan sikap qona’ah, sehingga dengan demikian dia akan selamat dari ketergantungan kepada pemberian orang lain dan hidup dengan citra yang mulia, namun jika dia adalah orang yang kaya maka hendaklah dia mengatur belanjanya, agar dia tidak terjebak ke dalam kefakiran yang mengarahkannya kepada kehinaan bagi seorang makhluk…”
Dan seyogyanya juga dia memperhatikan perkara ini, bahwa mengeluarkan harta dalam kebenaran tidak termasuk boros. Mujahid berkata, “Kalau seandainya seseorang menginfakkan hartanya dalam kebenaran maka dia bukan termasuk pemborosan, dan seandainya dia menginfakkan satu mud bukan pada tempatnya maka hal itu termasuk pemborosan”.
Di antara bentuk pemborosan yang dilakukan oleh masyarakat adalah pemborosan dalam pesta dan resepsi pernikahan serta acara-acara lainnya, baik pesta yang kecil atau besar, ketika makanan dihidangkan melebihi kebutuhan.
Di antara bentuk pemborosan adalah pemborosan dalam pemakaian air. Dari Anas ra. bahwa Nabiswt. berwudhu’ dengan satu mud dan mandi dengan satu sha’ sampailimamud.”
Dari Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya berkata: Seorang A’rabi datang kepada Nabi dan bertanya kepada beliau tentang wudhu, maka beliau memperlihatkan kepadanya cara berwudhu’ tiga kali, kemudian beliau bersabda, “Inilah wudhu’, maka barangsiapa yang menambah berarti dia telah berbuat buruk, melampaui batas dan berlaku zalim.”
Bentuk pemborosan lainnya adalah berlebihan dalam membelanjakan harta. Dari Khaulah Al-Anshoriyah berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang lelaki menenggelamkan diri memanfaatkan harta milik Allah bukan pada jalan yang benar, maka mereka mendapat balasan neraka pada hari kiamat”.
Pada hakikat sesungguhnya harta benda itu adalah merupakan nikmat yang besar dari Allah swt.. Karena itu berlaku boros dan beroyal dengan harta itu hukumnya haram sebab ada nash yang mencegah hal itu. Demikian juga dihukumi dengan haram kikir dalam membelanjakan harta benda; sebaik-baik penggunaan harta yaitu secara pertengahan dan yang sedang-sedang, tidak berlebih-lebihan dan berlaku kikir. Mari didiklah hati dan jiwa dengan sifat sederhana dan penuh kecukupan pada apa yang ada. Sifat ini mesti dididik dalam hati dan jiwa sejak kecil. Hindari sifat tamak yang bisa menyebabkan kerakusan seperti melakukan penyelewengan dalam mendapatkan harta dan kekayaan dunia yang sementara.
Akhlak tercela dalam Islam sangat membahayakan dalam pergaulan sehari-hari. Jadi sia-sialah segala amal kebaikan apabila penyakit hati berada dalam hati kita dan akan mengganggu pula ketenangan jiwa kita. Oleh sebab itu apabila penyakit hati sudah mulai bersarang dan berkembang di dalam hati segeralah diobati dengan jalan zuhud (tidak tertarik dan mementingkan kepada keduniawian).
Dengan kata lain membelanjakanhartasecaraberebih-lebihantermasukbagaimanaperilakukonsumendalam Islam. Untukmengetahuilebihlanjutterkaitperilakukonsumen, berikutpenjelasan yang dikutipdaribukuEkonomiMikro Islam karangan Prof. Dr. H. Boedi Abdullah.
Menurut Islam, anugerah Allah itumiliksemuamanusia. Anugerah yang diberikan Allah kepadaumatmanusiamasihberhakdimilkiwalaupunmerekatidaakmemperolehnya. Dalam Al-Quran Allah swtmengutukdanmembatalkan argument oleh orang kaya yang kikirkarenaketidaksediaanmemberikanbagianataumiliknya.
Allah swt. berfirman :
#sŒÎ)urŸ@ŠÏ%öNçlm;(#qà)ÏÿRr&$£JÏBâ/ä3x%yuª!$#tA$s%tûïÏ%©!$#(#rãxÿŸ2tûïÏ%©#Ï9(#þqãZtB#uäãNÏèôÜçRr&`tBöq©9âä!$t±oª!$#ÿ¼çmyJyèôÛr&÷bÎ)óOçFRr&žwÎ)Îû9@»n=|Ê&ûüÎ7BÇÍÐÈ
Terjemahan :
“Dan apabila dikatakakan kepada mereka: "Nafkahkanlah sebahagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu", Maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: "Apakah Kami akan memberi Makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, Tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata". (QS. Yaasin : 47)
Konsumsi yang berlebihanmerupakancirikhasmasyarakat yang tidakmengenalTuhan yang dalam Islam disebutdenganistilahisraf(pemborosan) atautabdzir(menghambur-hamburkanhartatanpaguna). Tabdzirberartimempergunakanhartadengancara yang salahyaitumenujutujuan-tujuan yang terlarang, sepertipenyuapan, hal-hal yang melanggarhukum, ataudengancara yang tanpaaturan.
Kecenderungankonsumendalammenentukanpilihankonsumsimenyangkutpengalaman masa lalu, budaya, selera, dannilai-nilai yang dianut, seperti agama danadatistiadat. Perilakukonsumendapatdilihatdariduapendekatan, yaitupendekatanmarginal utility danpendekatanindifference curve.
Pendekatanmarginal utility  adalahkepuasankonsumen yang dapatdiukurdengansatuan lain. Adapunpendekatanindifference curve (kurvaindeferensi) adalahkepuasankonsumenbisalebihrendahataulebihtinggitanpamempertimbangkanlebihtinggiataurendahnya.
Adapun lima prinsipkonsumsidalam Islam mengutippendapat Manan, yaitu :
1.      Keadilan, prinsipinimengandungartigandamengenaimencarirezeki yang halal dantidakdilaranghuku, sesuaifirman Allah swt. dalamQS.Al-Baqarahayat 173;
2.      Kebersihan, prinsipinimengaturbahwamakananharusbaikdancocokuntukdimakan, tidakkotorataupunmenjijikansehingganmerusakselera;
3.      Kesederhanaan, prinsipinimengaturperilakumanusiamengenaimakandanminuman yang tidakberlebihan;
4.      Kemurahanhati, denganmenaatiperintah Islam tidakadabahayadandosaketikamemakandanmeminummakanan halal;
5.      Moralitas, prinsipinimengajarkanuntukmenyebutnama Allah swt. sebelummakandanmenyatakanterimakasihkepadaNyasetelahmakan.

Dapat disimpulkandari QS. Thahaaayat 81 menjelaskanbahwa Allah memerintahkankepadakitauntukmemakan di antara rezeki yang baik, yang lezat cita rasanya dan yang telah Allah karuniakan kepada kita, Allah tidakmenyukai orang-orang yang menafkahkanhartanya dengan berlebih-lebihan, tidak mensyukurinya, mendermakan kepada kemaksiatan, menghambur-hamburkannya dengan tanpa rasa sesal, bersenang-senang berlebihan, dan sebagainya. Karenakalau demikian berarti mereka telah mengundang kemurkaan Allah yang akan menimpakan siksa-Nya. Celaka dan binasalah orang-orang yang telah ditimpa kemurkaan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar