Tema
: tentang konsumsi
Karangan
: Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi
Prof.
Dr. Wahbah az-Zuhaili
Buku
referensi : Maroh labid Tafsir Al-Munir
Anak-anak Ya’qub membeli gandum dari Yusuf dan
permintaan yusuf
( Surat Yusuf, ayat 58-62 )
وَجَاءَ إِخْوَةُ يُوسُفَ فَدَخَلُوا عَلَيْهِ فَعَرَفَهُمْ وَهُمْ لَهُ مُنْكِرُون
وَلَمَّا جَهَّزَهُمْ
بِجَهَازِهِمْ قَالَ ائْتُونِي بِأَخٍ لَكُمْ مِنْ أَبِيكُمْ ۚ أَلَا
تَرَوْنَ أَنِّي أُوفِي الْكَيْلَ وَأَنَا خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ
فَإِنْ لَمْ تَأْتُونِي بِهِ فَلَا كَيْلَ لَكُمْ عِنْدِي وَلَا تَقْرَبُونِ
قَالُوا سَنُرَاوِدُ عَنْهُ أَبَاهُ وَإِنَّا لَفَاعِلُونَ
وَقَالَ لِفِتْيَانِهِ
اجْعَلُوا بِضَاعَتَهُمْ فِي رِحَالِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَعْرِفُونَهَا إِذَا
انْقَلَبُوا إِلَىٰ أَهْلِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
وَجَاءَ
إِخْوَةُ يُوسُفَ فَدَخَلُوا عَلَيْهِ فَعَرَفَهُمْ وَهُمْ لَهُ
مُنْكِرُونَ (٥٨) وَلَمَّا جَهَّزَهُمْ بِجَهَازِهِمْ قَالَ
ائْتُونِي بِأَخٍ لَكُمْ مِنْ أَبِيكُمْ أَلا تَرَوْنَ أَنِّي أُوفِي
الْكَيْلَ وَأَنَا خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ (٥٩) فَإِنْ لَمْ تَأْتُونِي
بِهِ فَلا كَيْلَ لَكُمْ عِنْدِي وَلا تَقْرَبُونِ (٦٠) قَالُوا
سَنُرَاوِدُ عَنْهُ أَبَاهُ وَإِنَّا لَفَاعِلُونَ (٦١) وَقَالَ
لِفِتْيَانِهِ اجْعَلُوا بِضَاعَتَهُمْ فِي رِحَالِهِمْ لَعَلَّهُمْ
يَعْرِفُونَهَا إِذَا انْقَلَبُوا إِلَى أَهْلِهِمْ لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ ( - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-yunus-ayat-53-66.html#sthash.FfDPwh1x
“Dan
saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir) lalu mereka masuk ke (tempat) nya. Maka
dia (Yusuf) mengenal mereka, sedang mereka tidak kenal (lagi) kepadanya. Dan
ketika dia (Yusuf) menyiapkan bahan makanan untuk mereka, dia berkata, ‘Bawalah
kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu (Bunyamin), tidakkah kamu melihat
bahwa aku menyempurnakan takaran dan aku adalah penerima tamu yang terbaik?
Maka jika kamu tidak membawanya kepadaku. maka kamu tidak akan mendapat jatah
(gandum) lagi dariku dan jangan kamu mendekatiku.’ Mereka berkata, ‘Kami akan
membujuk ayahnya (untuk membawanya) dan kami benar-benar akan melaksanakannya.’
Dan dia (Yusuf) berkata kepada pelayan-pelayannya, ‘Masukanlah barang-barang
(penukar) mereka ke dalam karung-karungnya, agar mereka mengetahuinya apabila telah
kembali kepada keluarganya, mudah-mudahan mereka kembali lagi,” (Yuusuf:
58-62)
Qiraa’aat
(اني
اوفي) : Nafi’ membaca potongan ayat ini dengan (اني
اوفي )
(لفتينه)
dibaca :
1. (لفتيانه)
merupakan qiraa’ah Hafshah, Hamzah, al-Kisa’I dan Khalaf
2. (لفتيانه)
bacaan imam yang lain.
Balaaghah
Dalam
ayat (فعرفهم وهم له منكرون)
terdapat thibaaq, yaitu antara kata ‘arofah yang artinya mengenal atau
mengetahui dan kata Ankara yang
artinya berlawanan.
Mufradaat
(kosa kata)
(وجاء
اخوة يوسف) mereka adalah saudara-saudara Nabi Yusuf
yang berjumlah sebelas orang, selain Bunyamin. Mereka datang ke Mesir karena
mendengar pemerintah Mesir menjual bahan makanan. (فعرفهم)
Nabi Yusuf mengenal mereka bahwa mereka adalah saudara-saudaranya sendiri. Kata
al-Inkar adalah kebalikan dari al-ma’rifah. Artinya, Yusuf mengenal mereka,
namun mereka tidak mengenal Yusuf karena mengira Yusuf telah meninggal. (جهزهم)
menyiapkan gandum yang mereka inginkan dengan takaran yang sempurna. (باخ
لكم من ابيكم) yang dimaksud saudara
seayah adalah Bunyamin. Agar aku tahu kebenaran ucapan kalian. (اوفي
الكيل) menyempurnakan
timbangan tanpa menguranginya.
(المنزلين)
menjadi tuan rumah yang baik.
(فلا كيل لكم عندي) tidak akan disuplai lagi. (ولا تقربون) larangan. Artinya, janganlah kamu mendekatiku
dan masuk Negara ini. (سنراود عنه
اباه) kami akan berusaha membujuk ayahnya agar
member izin untuk membawanya. (وانا لفاعلون) karena kami telah berjani. (لفتيانه)
para pegawai atau pembantu yang mengurusi penjualan. Kalimat fityan
bentuk jama’ dari kata fataa. (بضاعتهم)
barang yang mereka bawa untuk ditukar dengan makanan. Alat tukar
tersebut berbentuk dirham perak. Hal itu dilakukan Yusuf untuk memberikan
keluasan dan kelapangan bagi mereka. (في رحالهم) di dalam bawaan mereka. (لعلهم
يعرفونها)
agar mereka paham dan tahu ketika mereka sampai di rumah dan membuka
barang bawaannya.(لعلهم يرجعون) agar mereka kembali lagi.
Cuplikan
Sejarah
Ibnu
Abbas berkata, “Ketika terjadi paceklik berkepanjangan, dan itu juga melanda
negeri Kan’an, Nabi Ya’qub mengutus anak-anaknya untuk mencari bahan makanan,
dan saat itu juga Nabi Yusuf sudah terkenal ke penjuru negeri karena kelembutan,
kasih sayang, keadilan, dan keramahannya. Ketika paceklik melanda, Nabi Yusuf
ikut turun tangan melayani masyarakat untuk membagi-bagikan makanan sebanyak
satu washaq tiap kepala.
Imam
Sudi, Muhammad bin Ishaq, dan ahli tafsir lainnya menuturkan bahwa alasan yang
mendasari kedatangan saudara-saudara Yusuf ke Mesir adalah karena informasi
keberhasilan Nabi Yusuf ketika menjabat sebagai menteri di Mesir. Ketika itu,
Mesir mengalami tujuh tahun yang subur dan tujuh tahun paceklik. Di masa
paceklik, seluruh penjuru Mesir mengalami kekeringan bahkan sampai ke
Kan’an-tempat tinggal Nabi Ya’qub beserta anak-anaknya. Di saat itulah, Nabi
Yusuf berhasil mengantisipasi melambungnya harga makanan pokok, mengumpulkan
bahan makanan sehingga banyak penduduk berdatangan dari berbagai daerah untuk
mencukupi kebutuhan pangan bagi keluarganya. Dalam satu tahun, Nabi Yusuf tidak
memberikan bahan makanan lebih dari muatan unta kepada setiap orang. Ia sendiri
tidak pernah merasa kenyang. Setiap hari, ia, raja, dan juga para tentara tidak
makan lebih dari satu kali sehingga bahan makanan dapat mencukupi penduduk
negeri dalam jangka waktu tujuh tahun. Ini semua adalah rahmat dari Allah untuk
penduduk Mesir.”
Selain
riwayat ini, semuanya termasuk cerita-cerita isra’iliyyat.
Tafsir dan Penjelasan
Saudara-saudara
Nabi Yusuf datang dari Kan’an (Palestina) ke Mesir untuk membeli gandum. Pada
saat itu paceklik berkepanjangan telah mencapai Syam dan Mesir. Mereka juga
mendengar bahwa penguasa Mesir memberikan makanan kepada masyarakat sesuai
dengan harganya (tidak menaikkan harga di saat orang-orang membutuhkan).
Ketika
sampai di Mesir, Nabi Yusuf langsung dapat mengenali mereka dengan baik karena
raut wajah orang dewasa tidak banyak berubah. Mereka tidak lagi mengenali Yusuf
karena perpisahan mereka terjadi waktu Yusuf masih kecil. Dan raut wajah ketika
kecil masih bisa banyak berubah. Selain itu, mereka juga yakin telah berhasil
melenyapkannya.
Menurut
Imam as-Sudi, hal lain yang membuat mereka lebih tidak kenal lagi adalah karena
Nabi Yusuf langsung bertanya dengan intonasi yang wajar seolah-olah belum
kenal. “Apa yang membuat kalian datang ke negeriku?” “Wahai yang mulia, kami
datang karena ingin mencari bahan makanan.” Lalu Nabi Yusuf bertanya lagi,
“Jangan-jangan kalian mata-mata?” “Demi Allah, kami bukan mata-mata.” “Lalu
dari mana asal kalian?”“Kami berasal
Dari
negeri Kan’an dan ayah kami seorang nabi yang bernama Ya’qub.” “Apakah ia
mernpunyai anak selain kalian?” “lya, kami semua ada dua belas, namun yang
paling kecil hilang di hutan. Padahal, ia anak kesayangan ayah kami dan
sekarang ada saudara kandungnya menjadi pengganti kakaknya yang hilang.
Kemudian, Yusuf memerintahkan bawahannya untuk melayani dan menghormati
tamunya.
Pertanyaan
ini hanyalah basa-basi karena Yusuf tahu bahwa saudara-saudaranya bukanlah
mata-mata musuh.
Ketika
mereka telah mendapatkan bahan makanan yang dibutuhkan sesuai jumlah mereka,
sepuluh orang, Yusuf menambahkan dua karung lagi untuk ayah dan saudara mereka
yang di rumah seraya berkata, “Besok kalau ingin ke sini bawa serta saudara
kalian yang seayah. Yang dimaksud adalah Bunyamin. Bukankah kalian melihat
sendiri aku telah memenuhi takaran buat kalian, bahkan aku menambahkan dua
takaran untuk ayah dan saudara kalian di rumah? Bukankah kalian juga merasakan
sendiri bahwa aku telah melayani kalian dengan baik sebagai tamu? Semua ini
diungkapkan agar mereka kembali lagi untuk mengambil bahan makanan. Nabi Yusuf
berkata, “Kecintaan ayah pada saudara seayah kalian pasti lebih banyak dari pada
kecintaanya pada kaiian. Buktinya ia di pilih untuk menemani ayah di rumah. Namun,
lain kali bawa saudara kalian ke sini agar aku bisa melihatnya.”
Kemudian.
Nabi Yusuf memperingatkan mereka. sebagaimana yang tercantum dalam firman
Allah, (فان
لم تاتوني به فلا كيل لكم عندي) Yaitu jika mereka datang pada yang kedua
kalinya tanpa Bunyamin, mereka tidak akan rnemperoleh gandum. Yusuf juga
berkata,
(ولا تقربون) janganlah kalian memasuki negeriku.
Mereka
berkata, (سنراود عنه اباه)
kami akan berupaya sekuat tenaga untuk meminta Bunyamin dan ayahnya agar
diizinkan bersama kami. Kami akan berusaha meyakinkan ayah dengan lemah lembut
kami dengan sekuat tenaga dan segala kemampuan kami, akan menjaga Bunyamin
hingga sampai di hadapanmu agar engkau tahu bahwa ucapan kami benar.
Nabi
Yusuf berkata kepada pembantunya, “Kembalikan barang-barang mereka (penukar
mereka) dan letakkan di dalam karung tanpa sepengetahuan mereka.”
(لعلهم
يعرفونها) agar mereka tahu bagaimana kita
memperlakukan mereka dengan baik, dan agar mereka kembali lagi ke sini setelah
sampai di rumah dan melihat uang mereka kita kembalikan.
Persesuaian
Ayat
Ayat ini masih erat
kaitannya dengan ayat sebelumnya. Setelah Allah menceritakan tentang permintaan
Yusuf kepada saudara-saudaranya agar mereka membawa Bunyamin kepadanya, dalam
ayat ini Allah menceritakan negosiasi mereka dengan sang ayah agar mengabulkan
permintaan mereka. Allah juga menggambarkan kekhawatiran Ya’qub atas Bunyamin
sebagaimana kekhawatirannya saat melepas Yusuf untuk bermain bersama
saudara-saudaranya.
Tafsir
dan Penjelasan
Setelah anak-anak
Ya’qub kembali dari Mesir, mereka berkata kepada ayahnya, “Ayah, setelah ini
kita tidak diperbolehkan membeli bahan makanan lagi jika tidak membawa
Bunyamin. Karena itu, perkenankanlah Bunyamin untuk ikut membeli bahan makanan
agar mendapatkan tambahan. Kami berjanji akan menjaganya dari segala macam
bahaya selama dalam perjalanan hingga selamat sampai rumah.”
Ya’qub bertanya,
“Apakah kalian akan melakukan hal yang sama kepada Bunyamin sebagaimana kalian
melakukannya pada Yusuf? Kalian pisahkan antara aku dan Yusuf. Bagaimana kali
ini aku bisa percaya dengan kalian? ”(فالله خير حفظا) Allah adalah sebaik-baik Penjaga, karena
itu aku percaya, tawakal, dan menyerahkan segala urusan kepadaNya. (وهو ارحم اراحمين) Dan dia adalah Maha Penyanyang di antara
para penyanyang. Dia sangat menyayangiku. Mengasihi kepapaanku. Mengasihi
kelemahanku, dan mengasihi kecintaanku terhadap anakku. Semoga Allah selalu
menjagaku dan mengembalikan anakku Sehingga kami bisa berkumpul kembali.
Perkataan Ya’qub
tersebut sebagai tanda persetujuan untuk membawa Bunyamin agar bersama
saudara-saudaranya ke Mesir agar mendapatkan bahan makanan yang sangat
dibutuhkan. Selain itu, Ya’qub melihat tidak ada tanda-tanda kebencian atau iri
hati mereka terhadap Bunyamin.
Setelah saudara-saudara
Yusuf membuka karung bahan makanan, harta mereka dikembalikan, itulah kenapa
Yusuf menyuruh mereka agar membawa saudara mereka (Bunyamin) dalam perjalanan
kali ini.
Ketika mereka berkata
kepada ayah mereka tiba di rumah, “Wahai ayah kami! harta yang kami bawa ke
Mesir dikembalikan kepada kita. ini adalah bukti nyata betapa baiknya hati
penguasa Mesir tersebut kepada kita dan betapa pemurahnya ia sehingga tidak mau
mengambil barang perniagaan kita. Apa lagi yang kita tunggu setelah kebaikannya
ini? Jika kita kembali lagi ke sana bersama Bunyarnin, ia akan menambah bahan
makanan untuk kita. ”Alasan inilah yang menjadikan huruf maa diartikan
sebagai huruf maa istifhamiyah. Jika huruf maa dianggap maa nafiah,
arti ayat tersebut adalah, “Kami tidak menginginkan sesuatu yang lain karena
harta kami sudah dikembalikan, dan ini cukup untuk belanja kedua kalinya, juga
cukup untuk hal lainnya.”
“Dan, kalau kami kembali
ke Mesir membawa Bunyamin untuk kedua kalinya dan engkau mengizinkan kami
membawanya, tentulah kita akan mendapat bahan makanan lebih banyak paling tidak
akan bertambah satu pikulan karena kami sudah berjumlah sebelas orang. Bagi
Penguasa Mesir satu pikulan bahan makanan itu tidaklah akan memberatkan karena
gudang-gudang mereka penuh dengan bahan makanan.”
Ya’qub berkata, “Aku
sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu sebelum kamu
memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah. Kamu akan membawanya
kepadaku kembali, kecuali jika memang keadaan tidak memungkinkan, seperti
misalnya kalian mati atau dikepung musuh dan tidak mampu menyelamatkannya.” Perlu
diingat, kesepakatan yang dikukuhkan disebut janji, dan jika diperkuat lagi,
disebut sumpah. Setelah mendengar sumpah anak-anaknya, hati Ya’qub merasa lega
dan berkata, “Allah menjadi saksi atas semua ucapan dan janjimu. Dia-lah Yang
Mengawasi segala perbuatan dan tindakan-tindakanmu dan kepadaNyalah aku
serahkan keselamatan anakku.”
Pendapat atau kesimpulan dari
mufassir
Dari
ayat di atas bisa dipetik beberapa kesimpulan berikut ini.
1. Terkadang
seseorang tidak lagi mengenali saudaranya karena lamanya berpisah, terlebih
jika status sosialnya sudah berubah dari bawah ke atas dan tidak terbayangkan
sebelumnya akan terjadi perubahan sedemikan rupa.
2. Untuk
merealisasikan suatu tujuan terkadang memerlukan motivasi dan ancaman secara
bersamaan sebagaimana dilakukan oleh Nabi Yusuf untuk mendatangkan Bunyamin.
Motivasinya menggunakan kalimat, (الا
ترون اني اوفي الكيل وانا خير المنزلين) sedangkan ancamannya menggunakan kalimat (فان لم تاتوني به فلا كيل لكم عندي ولا تقربون)
Ancaman ini sangat tegas. Karena mereka sangat membutuhkan makanan. Mereka
hanya memperoleh makanan dari Yusuf dan tidak ada di tempat yang lain.
3. Para
ahli tafsir sepakat bahwa saudara-saudara Nabi Yusuf tidak tahu bahwa alat
tukar mereka, berupa barang-barang perniagaan telah dimasukkan ke dalam karung
mereka.
4. Alasan
utama Nabi Yusuf mengembalikan alat tukar saudara-saudaranya adalah agar mereka
kembali kepadanya dan agar mereka bisa berinteraksi lagi.
5. Permintaan
Nabi Yusuf untuk mendatangkan Bunyamin tentu akan menambah kesedihan Nabi
Ya’qub, namun hal itu boleh jadi karena perintah dari Allah untuk menguji Nabi
Ya’qub agar mendapat banyak pahala. ini pendapat yang paling jelas menurut imam
Qurthubi. Namun boleh jadi, ini sebagai pengingat Nabi Ya’qub keberadaan Yusuf.
Atau, agar kegembiraan Ya’qub berlipat karena kedua putranya akan kembali. Atau
boleh jadi, karena Yusuf mendahulukan Bunyamin agar bisa berkumpul dengan
adiknya yang sudah lama berpisah.
6. Kemudian.
Nabi Yusuf memperingatkan mereka. sebagaimana yang tercantum dalam firman
Allah, (فان
لم تاتوني به فلا كيل لكم عندي) Yaitu jika mereka datang pada yang kedua
kalinya tanpa Bunyamin, mereka tidak akan rnemperoleh gandum. Yusuf juga
berkata,
(ولا تقربون) janganlah kalian memasuki negeriku.
7. Anak-anak
Ya’qub berkata jujur tentang tidak di perbolehkannya membeli bahan makanan
untuk kedua kalinya kecuali mereka mengajak Bunyamin sebagaimana kata pembesar
mesir.
8. Janji
anak-anak Ya’qub untuk menjaga Bunyamin tanpa berniat untuk mengulangi kejadian
Yusuf kedua kalinya. Yusuf kecil mereka buang karena iri dan dengki berbeda
dengan Bunyamin.
9. Dan
yang terakhir, kebaikan Yusuf kepada saudara-saudaranya dan pengembalian harta
mereka sebagai penukaran menjadi satu motivasi bagi mereka untuk kembali lagi
ke Mesir dengan mengajak Bunyamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar