Senin, 14 Maret 2016

AYAT TAFSIR KONSUMSI (YUSUF: 58-62)



Tema                           :  tentang konsumsi
Karangan                     :  Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi
                                       Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili
Buku referensi             :  Maroh labid Tafsir Al-Munir 


Anak-anak Ya’qub membeli gandum dari Yusuf dan permintaan yusuf
( Surat Yusuf, ayat 58-62 )

 وَجَاءَ إِخْوَةُ يُوسُفَ فَدَخَلُوا عَلَيْهِ فَعَرَفَهُمْ وَهُمْ لَهُ مُنْكِرُون

وَلَمَّا جَهَّزَهُمْ بِجَهَازِهِمْ قَالَ ائْتُونِي بِأَخٍ لَكُمْ مِنْ أَبِيكُمْ ۚ أَلَا تَرَوْنَ أَنِّي أُوفِي الْكَيْلَ وَأَنَا خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ
  فَإِنْ لَمْ تَأْتُونِي بِهِ فَلَا كَيْلَ لَكُمْ عِنْدِي وَلَا تَقْرَبُونِ
قَالُوا سَنُرَاوِدُ عَنْهُ أَبَاهُ وَإِنَّا لَفَاعِلُونَ
وَقَالَ لِفِتْيَانِهِ اجْعَلُوا بِضَاعَتَهُمْ فِي رِحَالِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَعْرِفُونَهَا إِذَا انْقَلَبُوا إِلَىٰ أَهْلِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ


وَجَاءَ إِخْوَةُ يُوسُفَ فَدَخَلُوا عَلَيْهِ فَعَرَفَهُمْ وَهُمْ لَهُ مُنْكِرُونَ       (٥٨) وَلَمَّا جَهَّزَهُمْ بِجَهَازِهِمْ قَالَ ائْتُونِي بِأَخٍ لَكُمْ مِنْ أَبِيكُمْ أَلا تَرَوْنَ أَنِّي أُوفِي الْكَيْلَ وَأَنَا خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ      (٥٩) فَإِنْ لَمْ تَأْتُونِي بِهِ فَلا كَيْلَ لَكُمْ عِنْدِي وَلا تَقْرَبُونِ (٦٠) قَالُوا سَنُرَاوِدُ عَنْهُ أَبَاهُ وَإِنَّا لَفَاعِلُونَ (٦١) وَقَالَ لِفِتْيَانِهِ اجْعَلُوا بِضَاعَتَهُمْ فِي رِحَالِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَعْرِفُونَهَا إِذَا انْقَلَبُوا إِلَى أَهْلِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ( - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-yunus-ayat-53-66.html#sthash.FfDPwh1x

“Dan saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir) lalu mereka masuk ke (tempat) nya. Maka dia (Yusuf) mengenal mereka, sedang mereka tidak kenal (lagi) kepadanya. Dan ketika dia (Yusuf) menyiapkan bahan makanan untuk mereka, dia berkata, ‘Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu (Bunyamin), tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan takaran dan aku adalah penerima tamu yang terbaik? Maka jika kamu tidak membawanya kepadaku. maka kamu tidak akan mendapat jatah (gandum) lagi dariku dan jangan kamu mendekatiku.’ Mereka berkata, ‘Kami akan membujuk ayahnya (untuk membawanya) dan kami benar-benar akan melaksanakannya.’ Dan dia (Yusuf) berkata kepada pelayan-pelayannya, ‘Masukanlah barang-barang (penukar) mereka ke dalam karung-karungnya, agar mereka mengetahuinya apabila telah kembali kepada keluarganya, mudah-mudahan mereka kembali lagi,” (Yuusuf: 58-62)




Qiraa’aat
(اني اوفي) : Nafi’ membaca potongan ayat ini dengan  (اني اوفي )
(لفتينه) dibaca   :
1.      (لفتيانه) merupakan qiraa’ah Hafshah, Hamzah, al-Kisa’I dan Khalaf
2.      (لفتيانه) bacaan imam yang lain.

Balaaghah
Dalam ayat (فعرفهم وهم له منكرون) terdapat thibaaq, yaitu antara kata ‘arofah yang artinya mengenal atau mengetahui dan kata Ankara yang artinya berlawanan.

Mufradaat (kosa kata)
(وجاء اخوة يوسف) mereka adalah saudara-saudara Nabi Yusuf yang berjumlah sebelas orang, selain Bunyamin. Mereka datang ke Mesir karena mendengar pemerintah Mesir menjual bahan makanan. (فعرفهم) Nabi Yusuf mengenal mereka bahwa mereka adalah saudara-saudaranya sendiri. Kata al-Inkar adalah kebalikan dari al-ma’rifah. Artinya, Yusuf mengenal mereka, namun mereka tidak mengenal Yusuf karena mengira Yusuf telah meninggal. (جهزهم) menyiapkan gandum yang mereka inginkan dengan takaran yang sempurna. (باخ لكم من ابيكم) yang dimaksud saudara seayah adalah Bunyamin. Agar aku tahu kebenaran ucapan kalian. (اوفي الكيل)  menyempurnakan timbangan tanpa menguranginya.
(المنزلين) menjadi tuan rumah yang baik.
(فلا كيل لكم عندي) tidak akan disuplai lagi. (ولا تقربون) larangan. Artinya, janganlah kamu mendekatiku dan masuk Negara ini. (سنراود عنه اباه) kami akan berusaha membujuk ayahnya agar member izin untuk membawanya. (وانا لفاعلون)  karena kami telah berjani. (لفتيانه) para pegawai atau pembantu yang mengurusi penjualan. Kalimat fityan bentuk jama’ dari kata fataa. (بضاعتهم)  barang yang mereka bawa untuk ditukar dengan makanan. Alat tukar tersebut berbentuk dirham perak. Hal itu dilakukan Yusuf untuk memberikan keluasan dan kelapangan bagi mereka. (في رحالهم) di dalam bawaan mereka. (لعلهم يعرفونها)  agar mereka paham dan tahu ketika mereka sampai di rumah dan membuka barang bawaannya.(لعلهم يرجعون)  agar mereka kembali lagi.   



Cuplikan Sejarah
Ibnu Abbas berkata, “Ketika terjadi paceklik berkepanjangan, dan itu juga melanda negeri Kan’an, Nabi Ya’qub mengutus anak-anaknya untuk mencari bahan makanan, dan saat itu juga Nabi Yusuf sudah terkenal ke penjuru negeri karena kelembutan, kasih sayang, keadilan, dan keramahannya. Ketika paceklik melanda, Nabi Yusuf ikut turun tangan melayani masyarakat untuk membagi-bagikan makanan sebanyak satu washaq tiap kepala.
Imam Sudi, Muhammad bin Ishaq, dan ahli tafsir lainnya menuturkan bahwa alasan yang mendasari kedatangan saudara-saudara Yusuf ke Mesir adalah karena informasi keberhasilan Nabi Yusuf ketika menjabat sebagai menteri di Mesir. Ketika itu, Mesir mengalami tujuh tahun yang subur dan tujuh tahun paceklik. Di masa paceklik, seluruh penjuru Mesir mengalami kekeringan bahkan sampai ke Kan’an-tempat tinggal Nabi Ya’qub beserta anak-anaknya. Di saat itulah, Nabi Yusuf berhasil mengantisipasi melambungnya harga makanan pokok, mengumpulkan bahan makanan sehingga banyak penduduk berdatangan dari berbagai daerah untuk mencukupi kebutuhan pangan bagi keluarganya. Dalam satu tahun, Nabi Yusuf tidak memberikan bahan makanan lebih dari muatan unta kepada setiap orang. Ia sendiri tidak pernah merasa kenyang. Setiap hari, ia, raja, dan juga para tentara tidak makan lebih dari satu kali sehingga bahan makanan dapat mencukupi penduduk negeri dalam jangka waktu tujuh tahun. Ini semua adalah rahmat dari Allah untuk penduduk Mesir.”
Selain riwayat ini, semuanya termasuk cerita-cerita isra’iliyyat.

Tafsir dan Penjelasan
Saudara-saudara Nabi Yusuf datang dari Kan’an (Palestina) ke Mesir untuk membeli gandum. Pada saat itu paceklik berkepanjangan telah mencapai Syam dan Mesir. Mereka juga mendengar bahwa penguasa Mesir memberikan makanan kepada masyarakat sesuai dengan harganya (tidak menaikkan harga di saat orang-orang membutuhkan).
Ketika sampai di Mesir, Nabi Yusuf langsung dapat mengenali mereka dengan baik karena raut wajah orang dewasa tidak banyak berubah. Mereka tidak lagi mengenali Yusuf karena perpisahan mereka terjadi waktu Yusuf masih kecil. Dan raut wajah ketika kecil masih bisa banyak berubah. Selain itu, mereka juga yakin telah berhasil melenyapkannya.
Menurut Imam as-Sudi, hal lain yang membuat mereka lebih tidak kenal lagi adalah karena Nabi Yusuf langsung bertanya dengan intonasi yang wajar seolah-olah belum kenal. “Apa yang membuat kalian datang ke negeriku?” “Wahai yang mulia, kami datang karena ingin mencari bahan makanan.” Lalu Nabi Yusuf bertanya lagi, “Jangan-jangan kalian mata-mata?” “Demi Allah, kami bukan mata-mata.” “Lalu dari mana asal kalian?”“Kami berasal
Dari negeri Kan’an dan ayah kami seorang nabi yang bernama Ya’qub.” “Apakah ia mernpunyai anak selain kalian?” “lya, kami semua ada dua belas, namun yang paling kecil hilang di hutan. Padahal, ia anak kesayangan ayah kami dan sekarang ada saudara kandungnya menjadi pengganti kakaknya yang hilang. Kemudian, Yusuf memerintahkan bawahannya untuk melayani dan menghormati tamunya.
Pertanyaan ini hanyalah basa-basi karena Yusuf tahu bahwa saudara-saudaranya bukanlah mata-mata musuh.
Ketika mereka telah mendapatkan bahan makanan yang dibutuhkan sesuai jumlah mereka, sepuluh orang, Yusuf menambahkan dua karung lagi untuk ayah dan saudara mereka yang di rumah seraya berkata, “Besok kalau ingin ke sini bawa serta saudara kalian yang seayah. Yang dimaksud adalah Bunyamin. Bukankah kalian melihat sendiri aku telah memenuhi takaran buat kalian, bahkan aku menambahkan dua takaran untuk ayah dan saudara kalian di rumah? Bukankah kalian juga merasakan sendiri bahwa aku telah melayani kalian dengan baik sebagai tamu? Semua ini diungkapkan agar mereka kembali lagi untuk mengambil bahan makanan. Nabi Yusuf berkata, “Kecintaan ayah pada saudara seayah kalian pasti lebih banyak dari pada kecintaanya pada kaiian. Buktinya ia di pilih untuk menemani ayah di rumah. Namun, lain kali bawa saudara kalian ke sini agar aku bisa melihatnya.”
Kemudian. Nabi Yusuf memperingatkan mereka. sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah,  (فان لم تاتوني به فلا كيل لكم عندي) Yaitu jika mereka datang pada yang kedua kalinya tanpa Bunyamin, mereka tidak akan rnemperoleh gandum. Yusuf juga berkata,
(ولا تقربون) janganlah kalian memasuki negeriku.
Mereka berkata, (سنراود عنه اباه) kami akan berupaya sekuat tenaga untuk meminta Bunyamin dan ayahnya agar diizinkan bersama kami. Kami akan berusaha meyakinkan ayah dengan lemah lembut kami dengan sekuat tenaga dan segala kemampuan kami, akan menjaga Bunyamin hingga sampai di hadapanmu agar engkau tahu bahwa ucapan kami benar.
Nabi Yusuf berkata kepada pembantunya, “Kembalikan barang-barang mereka (penukar mereka) dan letakkan di dalam karung tanpa sepengetahuan mereka.”   
(لعلهم يعرفونها) agar mereka tahu bagaimana kita memperlakukan mereka dengan baik, dan agar mereka kembali lagi ke sini setelah sampai di rumah dan melihat uang mereka kita kembalikan.




Persesuaian Ayat
Ayat ini masih erat kaitannya dengan ayat sebelumnya. Setelah Allah menceritakan tentang permintaan Yusuf kepada saudara-saudaranya agar mereka membawa Bunyamin kepadanya, dalam ayat ini Allah menceritakan negosiasi mereka dengan sang ayah agar mengabulkan permintaan mereka. Allah juga menggambarkan kekhawatiran Ya’qub atas Bunyamin sebagaimana kekhawatirannya saat melepas Yusuf untuk bermain bersama saudara-saudaranya.

Tafsir dan Penjelasan
Setelah anak-anak Ya’qub kembali dari Mesir, mereka berkata kepada ayahnya, “Ayah, setelah ini kita tidak diperbolehkan membeli bahan makanan lagi jika tidak membawa Bunyamin. Karena itu, perkenankanlah Bunyamin untuk ikut membeli bahan makanan agar mendapatkan tambahan. Kami berjanji akan menjaganya dari segala macam bahaya selama dalam perjalanan hingga selamat sampai rumah.”
Ya’qub bertanya, “Apakah kalian akan melakukan hal yang sama kepada Bunyamin sebagaimana kalian melakukannya pada Yusuf? Kalian pisahkan antara aku dan Yusuf. Bagaimana kali ini aku bisa percaya dengan kalian? ”(فالله خير حفظا) Allah adalah sebaik-baik Penjaga, karena itu aku percaya, tawakal, dan menyerahkan segala urusan kepadaNya. (وهو ارحم اراحمين) Dan dia adalah Maha Penyanyang di antara para penyanyang. Dia sangat menyayangiku. Mengasihi kepapaanku. Mengasihi kelemahanku, dan mengasihi kecintaanku terhadap anakku. Semoga Allah selalu menjagaku dan mengembalikan anakku Sehingga kami bisa berkumpul kembali.
Perkataan Ya’qub tersebut sebagai tanda persetujuan untuk membawa Bunyamin agar bersama saudara-saudaranya ke Mesir agar mendapatkan bahan makanan yang sangat dibutuhkan. Selain itu, Ya’qub melihat tidak ada tanda-tanda kebencian atau iri hati mereka terhadap Bunyamin.
Setelah saudara-saudara Yusuf membuka karung bahan makanan, harta mereka dikembalikan, itulah kenapa Yusuf menyuruh mereka agar membawa saudara mereka (Bunyamin) dalam perjalanan kali ini.
Ketika mereka berkata kepada ayah mereka tiba di rumah, “Wahai ayah kami! harta yang kami bawa ke Mesir dikembalikan kepada kita. ini adalah bukti nyata betapa baiknya hati penguasa Mesir tersebut kepada kita dan betapa pemurahnya ia sehingga tidak mau mengambil barang perniagaan kita. Apa lagi yang kita tunggu setelah kebaikannya ini? Jika kita kembali lagi ke sana bersama Bunyarnin, ia akan menambah bahan makanan untuk kita. ”Alasan inilah yang menjadikan huruf maa diartikan sebagai huruf maa istifhamiyah. Jika huruf maa dianggap maa nafiah, arti ayat tersebut adalah, “Kami tidak menginginkan sesuatu yang lain karena harta kami sudah dikembalikan, dan ini cukup untuk belanja kedua kalinya, juga cukup untuk hal lainnya.”
“Dan, kalau kami kembali ke Mesir membawa Bunyamin untuk kedua kalinya dan engkau mengizinkan kami membawanya, tentulah kita akan mendapat bahan makanan lebih banyak paling tidak akan bertambah satu pikulan karena kami sudah berjumlah sebelas orang. Bagi Penguasa Mesir satu pikulan bahan makanan itu tidaklah akan memberatkan karena gudang-gudang mereka penuh dengan bahan makanan.”
Ya’qub berkata, “Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah. Kamu akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika memang keadaan tidak memungkinkan, seperti misalnya kalian mati atau dikepung musuh dan tidak mampu menyelamatkannya.” Perlu diingat, kesepakatan yang dikukuhkan disebut janji, dan jika diperkuat lagi, disebut sumpah. Setelah mendengar sumpah anak-anaknya, hati Ya’qub merasa lega dan berkata, “Allah menjadi saksi atas semua ucapan dan janjimu. Dia-lah Yang Mengawasi segala perbuatan dan tindakan-tindakanmu dan kepadaNyalah aku serahkan keselamatan anakku.”

Pendapat atau kesimpulan dari mufassir
Dari ayat di atas bisa dipetik beberapa kesimpulan berikut ini.
1.      Terkadang seseorang tidak lagi mengenali saudaranya karena lamanya berpisah, terlebih jika status sosialnya sudah berubah dari bawah ke atas dan tidak terbayangkan sebelumnya akan terjadi perubahan sedemikan rupa.
2.      Untuk merealisasikan suatu tujuan terkadang memerlukan motivasi dan ancaman secara bersamaan sebagaimana dilakukan oleh Nabi Yusuf untuk mendatangkan Bunyamin. Motivasinya menggunakan kalimat, (الا ترون اني اوفي الكيل وانا خير المنزلين) sedangkan ancamannya menggunakan kalimat (فان لم تاتوني به فلا كيل لكم عندي ولا تقربون) Ancaman ini sangat tegas. Karena mereka sangat membutuhkan makanan. Mereka hanya memperoleh makanan dari Yusuf dan tidak ada di tempat yang lain.
3.      Para ahli tafsir sepakat bahwa saudara-saudara Nabi Yusuf tidak tahu bahwa alat tukar mereka, berupa barang-barang perniagaan telah dimasukkan ke dalam karung mereka.
4.      Alasan utama Nabi Yusuf mengembalikan alat tukar saudara-saudaranya adalah agar mereka kembali kepadanya dan agar mereka bisa berinteraksi lagi.
5.      Permintaan Nabi Yusuf untuk mendatangkan Bunyamin tentu akan menambah kesedihan Nabi Ya’qub, namun hal itu boleh jadi karena perintah dari Allah untuk menguji Nabi Ya’qub agar mendapat banyak pahala. ini pendapat yang paling jelas menurut imam Qurthubi. Namun boleh jadi, ini sebagai pengingat Nabi Ya’qub keberadaan Yusuf. Atau, agar kegembiraan Ya’qub berlipat karena kedua putranya akan kembali. Atau boleh jadi, karena Yusuf mendahulukan Bunyamin agar bisa berkumpul dengan adiknya yang sudah lama berpisah.
6.      Kemudian. Nabi Yusuf memperingatkan mereka. sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah,  (فان لم تاتوني به فلا كيل لكم عندي) Yaitu jika mereka datang pada yang kedua kalinya tanpa Bunyamin, mereka tidak akan rnemperoleh gandum. Yusuf juga berkata,
(ولا تقربون) janganlah kalian memasuki negeriku.
7.      Anak-anak Ya’qub berkata jujur tentang tidak di perbolehkannya membeli bahan makanan untuk kedua kalinya kecuali mereka mengajak Bunyamin sebagaimana kata pembesar mesir.
8.      Janji anak-anak Ya’qub untuk menjaga Bunyamin tanpa berniat untuk mengulangi kejadian Yusuf kedua kalinya. Yusuf kecil mereka buang karena iri dan dengki berbeda dengan Bunyamin.
9.      Dan yang terakhir, kebaikan Yusuf kepada saudara-saudaranya dan pengembalian harta mereka sebagai penukaran menjadi satu motivasi bagi mereka untuk kembali lagi ke Mesir dengan mengajak Bunyamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar